(Sumut), Senin (14/3/2022).
BNPB memastikan keselamatan warga jadi prioritas. "Hari ini secepatnya BNPB juga akan segera mengirimkan tim ke sana untuk dapat mengetahui secara pasti terkait dengan dampak gempa ini," kata
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Jakarta.
"Yang menjadi prioritas pertama dari kita adalah keselamatan masyarakat, keselamatan orang ini menjadi prioritas utama," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan, tim BNPB akan mendata korban gempa dan sarana-prasarana yang rusak akibat gempa serta mendampingi pemerintah daerah menangani dampak gempa.
"Kami pastikan bahwa negara, pemerintah pusat, ini akan hadir dalam kesempatan pertama dan memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak ini bisa terpenuhi," katanya.
Suharyanto mengimbau warga tidak panik saat terjadi gempa. Dia menekankan pentingnya warga melakukan evakuasi secara mandiri saat gempa terjadi.
Suharyanto mengimbau warga tidak panik saat terjadi gempa. Dia menekankan pentingnya warga melakukan evakuasi secara mandiri saat gempa terjadi.
Karena berdasarkan pengalaman gempa sebelumnya, terjadinya korban ini bukan akibat gempa itu sendiri, tetapi akibat bangunan yang roboh menimpa kepada masyarakat atau orang-orang yang beraktivitas di dalamnya," kata dia.
Dia juga mengemukakan perlunya warga mempersiapkan bekal pribadi berupa makanan, obat, alat komunikasi, dan perlengkapan keselamatan lain yang bisa digunakan sewaktu-waktu terjadi bencana.
Di samping itu, menurut dia, kelompok warga bisa menunjuk orang yang dipercaya untuk memimpin evakuasi ke tempat yang dinilai aman saat terjadi bencana.
Seperti diketahui, gempa berkekuatan Magnitufdo 6,9 di Nias Selatan, Sumatra Utara (Sumut) terasa kuat di wilayah Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Sejumlah warga bahkan lari ke perbukitan.
Warga Desa Muara Sikabaluan yang berada di sekitar pantai seperti di Dusun Nangnang dan Muara memilih mengungsi.
"Gempa sangat kuat di sini, saya saja langsung keluar rumah membawa anak menjauh dari bangunan," kata Karolina (38) warga Desa Sikabaluan. Katanya, banyak warga dari Sikabaluan pakai kendaraan roda dua ada juga mobil berbondong-bondong mengungsi ke arah ketinggian. (ins/saze)