ARN24.NEWS -- Cantik, muda dan inspiratif merupakan tiga kata yang tepat untuk merepresentasikan sosok gadis cantik asal Australia ini, Stephanie Kurlow. Belakangan nama ini tengah menjadi topik hangat di kalangan masyarakat global.
Pasalnya, dia merupakan balerina pertama di dunia yang tampil dengan mengenakan hijab. Memang terdengar agak aneh ya, karena seorang ballerina umumnya memang tidak berhijab. Namun, sebenarnya apa sih yang membuat kisah hidup Stephanie penuh dengan inspirasi? Lalu, apa pula yang latar belakang Stephanie memilih balet dan hijab dalam hidupnya?
Stephanie Kurlow sukses meraih sejumlah penghargaan atas bakat menari baletnya. Beberapa piala penghargaan pun telah ia kantongi. Di antaranya, Sydney Youth Writing Competition Winner, Most Inspirational Young Star 2015, SBS National Youth Week Winner, bahkan ia pun berhasil mendapatkan beasiswa dari Bjorn Borg Scholarship.
Meski keberhasilannya sudah diketahui banyak orang, namun siapa sangka ternyata dulu Stephanie pernah nyaris meninggalkan impiannya. Saat memasuki usia 9 tahun, remaja kelahiran 3 Oktober 2001 ini terpaksa berhenti balet.
Ketika keluarganya memutuskan untuk menjadi mualaf di tahun 2010, ia pun mulai merasakan sulitnya mencari tempat untuk berlatih balet. Saat itu pula tantangan demi tantangan muncul. Beberapa sekolah balet di Australia menyatakan tak bisa menerima murid yang berhijab. Apalagi, saat itu memang belum pernah ada sosok balerina yang menggunakan hijab. Maka dari itu, Stephanie memutuskan untuk berhenti dari dunia balet dan beralih pada desain dan dunia tulis menulis.
Setelah hampir tiga tahun vakum, semangatnya kembali muncul ketika melihat Zahra Lari, atlet ice-skater pertama di dunia yang mengenakan hijab. Selain itu, Stephanie juga menemukan sosok Misty Copeland, yang berhasil menjadi balerina berdarah Afrika-Amerika pertama di sepanjang 75 tahun berdirinya grup tari tersohor American Ballet Theatre.
Ada juga Amna Al Haddad, seorang atlet angkat besi berhijab pertama dunia asal Uni Emirat Arab, dan juga Noor Tagouri, news anchor berhijab pertama di stasiun televisi AS. Saat menjadi pembicara di acara Resonation di Jakarta bulan lalu, ia juga mengemukakan bahwa setelah mencoba beberapa bidang lain, ia semakin menyadari bahwa passionnya terletak di dunia balet.
Nah, berkat keempat perempuan hebat ini lah akhirnya Stephanie kembali memutuskan untuk mengejar mimpinya di tengah berbagai hambatan yang ia hadapi. Menginjak usia 12 tahun, Stephanie Kurlow kembali menekuni balet. Ia ingin mematahkan stereotype balerina, sekaligus ingin membuktikan pada dunia bahwa hijab bukanlah halangan baginya untuk maju mengejar mimpi.
Tepat di tahun 2012, sang ibu yang berdarah Rusia memutuskan untuk membuka Australian Nasheed & Arts Academy yang menyediakan kelas performing arts, nasyid, balet dan martial arts untuk anak-anak. Dengan begitu, ia bisa kembali melanjutkan latihan baletnya. Tampil perdana sebagai balerina berhijab, Stephanie mengaku sangat nervous.
Namun, respon yang tak disangka-sangka seolah menjadi hadiah manis untuk kegigihannya. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar pun seolah menjadi kekuatan baginya untuk terus berjuang.
Meski banyak mendapat dukungan, tak sedikit pula pihak yang mencibir sosok keberadaannya.
Meski banyak mendapat dukungan, tak sedikit pula pihak yang mencibir sosok keberadaannya.
Stephanie Kurlow sempat mendapat kritik dan cibiran pedas dari kelompok anti-Muslim karena dianggap telah mengikuti tradisi kuno. Bahkan, ia juga sempat mendapat pertanyaan di panel diskusi Resonation, bahwa apakah yang ia lakukan saat ini cukup islami dan mendekati kaidah agama yang dianutnya.
Namun, jawaban remaja berusia 15 tahun ini sangat mengagumkan. Ia berkata bahwa, "I don't think i have the authority to answer that question. However, we need to see the bigger picture of Islam. It's about how we help each others and being kind, being a good person".
Ini memang risiko bagi seorang game changer seperti Stephanie, dan tentunya bukan hal yang mudah untuk dialami bagi seorang remaja. Tips untuk menghadapinya adalah dengan cara tak ambil pusing dalam menanggapi hal tersebut. Ketika ada banyak orang yang menentang dan meragukan impiannya, ia malah semakin fokus pada tujuan.
Kisah perjalanan Stephanie Kurlow dalam mengejar mimpinya menjadi balerina profesional berhijab pertama di dunia pun mulai mendapat perhatian banyak media dari berbagai negara. Memang banyak yang sudah dilalui olehnya untuk mengejar passion dan mimpinya. Namun, saat ditanya, apakah jika ia bisa kembali ke masa lalu dan ingin mengubah sesuatu, ia menjawab dengan mantap, "Tidak". Jangan pernah takut bermimpi dan berusahalah untuk menjadi yang terbaik ya! (mds/nt)