Notification

×

Iklan

Iklan

BTN Ekspansi ke Aceh dalam Atasi Backlog dan Penuhi Kebutuhan Hunian Milenial

Rabu, 29 Juni 2022 | 18:52 WIB Last Updated 2022-06-29T11:52:21Z

Peresmian gedung baru Bank BTN KCS Banda Aceh sebagai relokasi ke kawasan yang lebih strategis. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
– PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap mendukung generasi milenial di berbagai daerah memiliki hunian yang layak, salah satunya di Provinsi Aceh. Untuk mendukung hal tersebut, Bank BTN melakukan relokasi Kantor Cabang Syariah (KCS) Banda Aceh ke kawasan yang lebih strategis.


Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, masih banyaknya generasi milenial yang belum memiliki hunian yang layak merupakan potensi yang sangat besar untuk mendapatkan pembiayaan perumahan. Untuk itu, Bank BTN sangat peduli agar generasi milenial yang ada diberbagai daerah semakin mudah memiliki rumah, tidak terkecuali di Aceh. 


“KCS Banda Aceh kami relokasi ke tempat strategis dengan bangunan yang indah agar lebih menarik masyarakat khususnya generasi milenial di Aceh mau bertransaksi dan menggunakan layanan Bank BTN,” ujar Haru saat meresmikan Gedung Baru Bank BTN KCS Banda Aceh, Rabu (29/6/2022).


Menurut Haru, kebutuhan rumah bagi generasi milenial sangat tinggi baik dalam bentuk rumah subsidi maupun komersial. Dalam pemenuhan rumah bagi milenial tersebut, Bank BTN mengajak pengembang untuk membangun rumah yang disesuaikan dengan kebutuhan anak muda tersebut.


Kepala KCS Banda Aceh Munawar Solihin mengatakan, untuk memenuhi target hunian milenial tersebut, Bank BTN bekerjasama dengan 160 pengembang untuk bisa merealisasikan target pembiayaan rumah subsidi yang dipatok sebanyak 1.000 unit tahun ini. Adapun mayoritas, generasi milenial yang menjadi bidikan BTN Syariah di Aceh yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). 


“Mayoritas memang generasi milenial yang menjadi debitur pembiayaan rumah di BTN Syariah Aceh. Untuk tahun ini lebih banyak PNS yang menjadi debitur, sedangkan tahun lalu wirausaha,” katanya. 


Lebih lanjut, Haru menjelaskan, tahun ini pemerintah telah menaikkan kuota KPR Subsidi menjadi 200.000 unit dari 157.000 unit tahun lalu. Hal ini merupakan bukti komitmen pemerintah dalam mendukung sektor perumahan.


“Kenaikan kuota KPR Subsidi sebesar 30% ini, kita respon dengan mempercepat layanan dan menambah outlet termasuk yang ada di sini (KCS Banda Aceh). Semua itu dalam rangka mengurangi backlog perumahan yang masih sangat besar,” jelasnya.


Haru memaparkan, secara historikal peran BTN di Banda Aceh dimulai dari pendirian Bank BTN Kantor Cabang Bank BTN di Lhokseumawe, kemudian berubah fungsi menjadi Kantor Cabang Pembantu, sementara Kantor Cabang dipindahkan ke kota Banda Aceh dengan melayani daerah Langsa, Lhokseumawe, Ulee Kareng dan Meulaboh. 


Seiring berjalannya waktu, untuk memperkuat sentuhan BTN kepada kepada masyarakat Aceh melalui layanan perbankan berbasis prinsip syariah, pada tahun 2016, Bank BTN mendirikan Kantor Cabang Syariah Banda Aceh yang berada di Jalan Teuku Umar, Lamteumen Timur, Jaya Baru Kota Banda Aceh yang saat ini di relokasi ke Jalan Tgk HM Daud Beureueh, Gampong Kuta Alam, Banda Aceh.


“Saat ini, Bank BTN telah melakukan konversi seluruh outlet konvensional yang berada di Aceh mulai dari Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas hingga layanan prioritas ke layanan perbankan syariah. Ini merupakan komitmen Bank BTN dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh yang sesuai dengan ketentuan Qanun terkait Lembaga Keuangan Syariah,” katanya.


Pada kesempatan tersebut, Bank BTN juga menyerahkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa 5 unit motor bak sampah penunjang kebersihan lingkungan kepada Pemerintah Provinsi Aceh senilai Rp200 Juta. Sedangkan untuk Pemerintah Kota Banda Aceh, Bank BTN menyerahkan bantuan TJSL berupa revitalisasi Taman Kota senilai Rp300 juta. 


“Progam ini adalah kegiatan yang merupakan komitmen perusahaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan serta hukum dan tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur dampaknya serta dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan bagian dari pendekatan bisnis perusahaan,” jelasnya. (sh)