Notification

×

Iklan

Alur Distribusi Kuburan Bansos di Depok dari Bulog Hingga Kantor JNE

Selasa, 02 Agustus 2022 | 10:57 WIB Last Updated 2022-08-02T03:57:29Z

ARN24.NEWS --
Polisi mengungkap alur perjalanan Bantuan Sosial (Bansos) Presiden yang ditemukan dikubur di Depok, Jawa Barat. Diketahui Bansos tersebut hasil dari tender yang dimenangkan PT DNR.

Alur distribusi Bansos tersebut diketahui berdasarkan keterangan perwakilan JNE Samsul Jamaludin. Kepada penyidik, Samsul menjawab tudingan pihak PT JNE yang melakukan penimbunan terhadap Bansos tersebut.

"Mereka menganggap beras itu sudah jadi milik PT JNE karena telah mengganti kepada pihak pemerintah. Ini keterangan belum didukung dokumen. Jadi baru keterangan secara lisan tentu akan dalami dari pihak JNE," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan saat konferensi pers, Senin (1/8/2022).

Zulpan menerangkan, PT JNE bekerjasama dengan PT DNR, selaku pemenang tender diarahkan untuk mengantarkan bantuan sosial (bansos) ke masyarakat yang berhak sesuai dengan data pemerintah pada 2020.

Dalam hal ini, PT JNE mengambil bantuan sosial berupa beras di Gudang Bulog, Pulogadung, Jakarta Timur sesuai instruksi dari PT DNR.

Kepada penyidik, Samsul Jamaludin mengaku proses pengambilan Bansos mengalami gangguan. Sejumlah beras dilaporkan rusak akibat terguyur hujan.

"Pada saat pengambilan beras di Pulo Gadung ini mengalami di perjalanan akibat cuaca hujan deras sehingga beras dikatakan dalam kondisi rusak," ujarnya.

Pihak JNE bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi. Sebagaimana keterangan Samsul Jamaludin, ada pergantian dengan paket yang setara dengan bantuan sosial.

"Dikarenakan beras basah maka itu menurut JNE adalah tanggung jawab JNE dan beras tersebut sudah diganti pihak JNE dengan paket lainnya yang setara," ujar dia.

Zulpan mengatakan, penyidik masih mendalami pengakuan dari Samsul Jamaludin termasuk penerima yang mendapat pergantian beras yang basah tersebut.

"Menurut keterangan pihak JNE dikarenakan basah akibat kesalahan operasional pihak JNE, maka mereka mengganti dan tidak dibebankan kepada pemerintah, dan atas kejadian ini mereka mengatakan telah melakukan pembayaran ke pemerintah," ujar dia.

"Nah untuk ini pun kita masih perlu pendalaman terkait dokumen dan orang-orang yang siapa yang menerima," ungkapnya. (mrd/nt)