Notification

×

Iklan

Iklan

Fenomena Bundir di Sergai: Kakek 72 Ingin Lebih Cepat 'Jumpa' Tuhan?

Selasa, 26 Desember 2023 | 12:45 WIB Last Updated 2023-12-26T05:45:29Z

ARN24.NEWS --
Fenomena aksi bunuh diri seolah jadi perbincangan di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Tebrukti, dalam beberapa waktu ini saja tercatat ada sekira tiga warga yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Terakhir, kemarin, seorang kakek berusia 72 tahun yang bermukim di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai. 

Piket Polsek Perbaungan yang mendapat laporan dari warga, segera kelokasi kejadian dan sebelumnya memberitahukan kejadian ini ke Satreskrim Polres Sergai, untuk menurunkan Tim Inafis (Identifikasi) Polres Sergai, Senin (25/12/2023) pagi. 

KBO Satreskrim/Ps. Kasihumas Polres Sergai, Iptu Edward Sidauruk dan Kanit Reskrim Polsek Perbaungan, Ipda RK Haloho mengatakan, sesuai keterangan saksi Rudiono (37), Susanto (42) dan Tudingan (67) warga sekitar rumah korban menjelaskan, kalau pekerjaan sehari-hari korban menjual ayam potong didepan rumahnya.

Saat itu, Susanto datang kerumah korban dengan maksud untuk membeli ayam. Ternyata korban tidak ada didepan, dan ketika mencari kesamping rumah korban dilihatnya korban sudah tergantung dengan tapi nilon di lehernya, di tiang kandang ayam.

Spontan Susanto menjerit dan memanggil saksi Tudingan dan Rudiono untuk melakukan pertolongan pertama berharap korban masih bernafas. Ternyata setelah warga yang lain datang, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. 

Kemudian warga menurunkan jenazah korban sembari melepaskan tali nilon yang menjerat leher korban. Jenazah korban dibawa masuk kedalam rumah korban, sembari menunggu personel Polsek Perbaungan dan Tim Inafis.

“Hasil identifikasi korban dinyatakan bunuh diri, dengan jeratan simpul mati tali nilon di lehernya, dari bagian Anus mengeluarkan kotoran dan dari kemaluannya keluar sperma. Korban juga dievakuasi ke Rumkit Sultan Sulaiman di Firdaus, Sei Rampah, untuk dilakukan visum luar. Karena korban tinggal sendiri dirumah, maka hasil musyawarah warga, jenazah korban dikembalikan untuk dikebumikan semestinya,” jelas Ps Kasi Humas.

Bahkan kurun waktu dua bulan sudah ada 3 korban tewas bunuh diri. Pertama, seorang laki-laki warga Dusun Karang Kecepit Desa Jati Mulyo. Dua hari yang lalu, seorang wanita Ibu Rumah tangga usia 24 tahun warga Desa Melati II dan Jmd (pria) usia 72 warga desa Pematang Tatal dan ketiganya dari Kecamatan Perbaungan.

Sedangkan ke-4, yakni seorang laki-laki usia 50-an warga Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, juga tewas gantung diri.

Ismedi Lubis, pemerhati sosial menyatakan betapa buruknya dampak atau akibat perbuatan bunuh diri itu. Jelas, agama mana saja melarang perbuatan hina ini, dan kembali kita harus melihat keimanan diri dan keluarga. 

"Jangan semudah itu mendengar bisikan syaitan, bukan dengan bunuh diri itu tuntas segala masalah. Di dunia mungkin iya, tapi per tanggungjawab anda, kita kepada Tuhan di akhiratkan belum,” tandas Ismedi. (str/nt)