Pertemuan triwulan forum multi sektor eliminasi TBC Kota Medan. (Foto: Istimewa)
ARN24.NEWS -- Penanggulangan TBC di Kota Medan butuh dukungan semua pihak. Hal ini dikatakan Koordinator Substansi TBC dan ISPA Kemenkes RI dr Tiffany Tiara Pakasi MA di pertemuan triwulan forum multi sektor eliminasi TBC Kota Medan yang digelar Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dengan pendanaan USAID di Santika Dyandra Hotel Medan.
"Penanggulangan TBC ini butuh edukasi, sosialisasi sehingga perlu bahasa yang tepat dan mudah dicerna oleh masyarakat. Kalau menggunakan bahasa kesehatan masyarakat susah mencerna. Sehingga dibutuhkan ulama, masyarakat untuk ikut serta memberikan edukasi karena saat ini masih banyak stigma buruk terhadap penyakit ini, sehingga mereka yang menderita TBC tidak mau berobat, mereka sembunyi," katanya, Jumat (11/3/2022).
Sehingga Tiffany Tiara mengaku sangat senang dengan digelarnya pertemuan lintas sektor tersebut dan ia juga bangga karena tingginya perhatian pemerintah dalam menanggulangi penyakit ini.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Medan dr Mardohar menambahkan strategi nasional pengendalian TB 2020-2024 menuju eliminasi tuberkulosis di Indonesia pada 2030 seperti yang telah diamanatkan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024 dan strategi pembangunan kesehatan nasional akan tercapai dengan penerapan enam strategi.
Diantaranya adalah penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung percepatan eliminasi tuberkulosis 2030, peningkatan akses layanan tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien dan peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor.
"Kita pemerintah Kota Medan telah membentuk forum multi sektor percepatan eliminasi TBC Kota Medan melalui SK Wali Kota Medan tentang forum multisektor percepatan eliminasi tuberkulosis Kota Medan," katanya.
Sementara itu, Kasie P3M Dinkes Medan Edy Yusuf mengatakan bahwa keterlibatan dari berbagai pihak dari OPD seperti Bappeda, Litbang, Kesra, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, sudah nampak dalam kontribusi penanganan TBC di Kota Medan untuk proses percepatan eliminasi.
"Jadi dari Dinas Sosial sudah membantu pasien TB RO yang tidak memiliki BPJS, dari Dinas Pendidikan akan melakukan kegiatan sosial di sekolah tentang kegiatan TB di masyarakat. Kemudian juga dengan sektor swasta seperti Lions Club dan dr's Kofie foundation sudah melakukan screening TB di wilayah Kecamatan Medan Maimun dan Medan Belawan. Jadi kegiatan ini akan terus kita lakukan dengan menambah kegiatan mereka bagaimana ini kegiatan ini bisa berkesinambungan sampai tiba akhirnya eliminasi TBC itu bisa kita wujudkan," tegasnya.
Kasus TBC di Medan, sebutnya di dua tahun ini menurun dengan masa pandemi Covid-19 yang melanda.
"Di kondisi pandemi corona, ruang gerak kita terbatas sehingga proses investigasi, pendampingan, sosialisasi itu tidak bisa kita lakukan, itu kendalanya selama pandemi. Tapi belakangan ini karena kondisi corona sudah mereda, kita akan mulai Kembali beraktivitas untuk melakukan pertemuan. Di lapangan kita sudah bisa melakukan penjaringan, pendampingan maupun sosialisasi kepada masyarakat," jelasnya.
Ia mengatakan eliminasi ini tidak bisa dilakukan oleh dinas sendiri, semua harus melibatkan sektor terkait dan akan digandeng terus sehingga implementasi dari Perpres Nomor: 67 tahun 2021 itu bisa diwujudkan membangun kemitraan dalam eliminasi TBC tahun 2030. (sh)