ARN24.NEWS -- Spesialis gizi klinik dr. Tirta Prawita Sari SpGK mengatakan orang perlu mengembalikan aktivitas puasa setelah Ramadan agar terbiasa menerapkan pola makan sehat.
"Badan kita menyukai sesuai yang rutin. Karena ada pembiasaan maka setelah Lebaran aktivitas puasa harus dikembalikan agar kita masih terbiasa dengan kebiasan puasa, terbiasa untuk pola makan yang sehat," kata Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi itu.
Menurutnya, dilansir tempo.co, Selasa (3/5/2022) pola makan menjadi salah satu upaya menghindari berbagai macam penyakit kronis dan katastropis yang membutuhkan biaya banyak, seperti stroke, diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.
Berpuasa termasuk upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah sederet penyakit kronis sekaligus cara detoksifikasi tubuh yang murah dan mudah. Selain itu, puasa juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah mengalami penurunan dan menyebabkan tubuh mengambil cadangan energi lain dalam bentuk lemak sebagai sumber energi.
"Itu baik sebagai upaya membersihkan atau detoksifikasi tubuh," ujar Tirta.
Selama Ramadan, kaum Muslim berpuasa selama 13-14 jam lalu berbuka dan pola ini mirip dengan pola makan yang baik, yaitu intermitten fasting.
“Ada beberapa contoh intermitten fasting, seperti alternate day fasting, yang mana puasa berselang seling seperti puasa Daud. Bedanya, saat hari puasa itu hanya boleh makan 500 kalori dan hari berikutnya feast day yang boleh dalam jumlah yang kita inginkan tanpa perlu memusingkan kalori," jelas Tirta.
Selain itu, ada pula diet 5:2, yaitu lima hari tidak berpuasa dan dua hari berpuasa. Muslim umumnya mengaplikasikan pola ini melalui puasa sunah Senin Kamis.
"Tapi dalam ketentuan ketika berbuka pada hari Senin dan Kamisnya itu intake kita hanya 500-1000 kalori, lima hari lainnya feast day. Kenapa hanya 500-1000 kalori? Karena itu jumlah kalori minimal yang kita butuhkan sehingga pekerjaan dasar tetap bisa kerjakan," ujar Tirta.
Direktur eksekutif Komunitas Sehat Pusat Kesehatan Publik Abu Dhabi, Dr. Omniyat Al Hajeri, termasuk yang menyarankan puasa lebih sering usai Ramadan dan puasa Senin Kamis atau diet 5:2 bisa menjadi salah satu pilihan.
Satu studi, seperti dikutip dari Healthline, menunjukkan diet 5:2 bisa menurunkan berat badan yang mirip dengan pembatasan kalori biasa. Selain itu, diet ini sangat efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin.
Di sisi lain, pakar nutrisi Rowaidah Idriss, seperti dikutip dari Arab News, memberikan tips tetap sehat usai Ramadan. Salah satunya tidak pergi ke restoran atau pertemuan ketika lapar dan makan sesuatu yang ringan sebelum bepergian.
"Isi perut terlebih dulu dengan makanan rendah kalori dan rendah lemak. Mulailah dengan sayuran seperti salad hijau atau sup," katanya.
Tips berikutnya, sebaiknya minum air secara teratur karena mengeluarkan racun dari tubuh. Anda disarankan minum air putih 15 menit sebelum makan. Kemudian, penuhi kebutuhan tubuh akan gula dengan buah-buahan di siang hari.
Batasi asupan karbohidrat. Selalu hitung dan kendalikan karbohidrat yang bisa ditemukan dalam sereal dan biji-bijian lain, buah-buahan, sayuran, produk susu, permen dan gula. Terakhir, bakar kalori dengan berolahraga. (tmp)