Notification

×

Iklan

Iklan

Ombudsman Sayangkan Polisi Lamban Tuntaskan Pemerkosaan Siswi SD di Medan

Sabtu, 10 September 2022 | 13:36 WIB Last Updated 2022-09-10T06:36:08Z

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut saat bertemu Kapoldasu pada sebuah kesempatan beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
– Ombudsman menyayangkan penanganan kasus pemerkosaan siswa SD di Medan berlarut-larut di kepolisian, sampai ibu korban harus mengadu ke Hotman Paris. Ombudsman mendorong Polda Sumut untuk segera mengusut kasus ini sampai tuntas.


“Penegak hukum harus mengusut ini sampai tuntas. Polda Sumut sayangnya menurut yang kita dengar ini laporannya sudah sejak tahun 2021, tapi sampai sekarang kita tidak tahu bagaimana progresnya,” kata Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut Abyadi Siregar, dalam keterangannya diterima, Sabtu (10/9/2022).


Dia menyebut, orang tua korban harus mengadu ke Hotman Paris dinilai karena penanganan kasus di polisi tak sesuai yang diharapkan. Apalagi, pelaku yang merupakan kepala sekolah dan tukang sapu di SD itu sudah diketahui.


“Menurut saya orang tua dari korban ini melapor ke Hotman Paris karena progres laporan di Polrestabes (Medan) ataupun Polda (Sumut) tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan,” ujarnya.


Abyadi mengutuk perbuatan yang dilakukan di ruang pendidikan yang seharusnya sebagai tempat perlindungan bagi siswa. Justru malah sekolah menjadi ruang yang sangat menakutkan bagi siswa karena terjadi perlakuan tersebut.


“Kalau ini (kasus pemerkosaan) benar, saya pikir ini benar-benar biadab karena terjadi di satuan pendidikan, seharusnya sekolah itu tempat belajar, menuntut ilmu, dan perlindungan pelajar atau siswa, tapi justru di sekolah terjadi perlakuan yang biadab seperti itu,” ucapnya.


Hal itu diperparah terduga pelaku justru orang yang menyandang predikat pendidikan seperti kepala sekolah, tenaga administrasi hingga tukang sapu. Mereka yang seharusnya mendidik justru menjadi terduga pelaku pemerkosaan.


“Apalagi terduga pelakunya adalah yang menyandang perangkat pendidikan kan yang seharusnya mendidik dan membina anak-anak justru mereka ‘memakan’ anaknya,” tegasnya.


Abyadi kembali menegaskan agar pihak kepolisian, khususnya Polda Sumut untuk menindaklanjuti kasus dugaan pemerkosaan tersebut.


“Makanya kita harus mendorong ini supaya Polda segera menindaklanjuti,” tutupnya.


Sebelumnya diberitakan, pengacara kondang Hotman Paris kembali menerima aduan dari masyarakat. Kali ini adalah aduan dugaan pemerkosaan yang dialami seorang siswi di Medan.


Dalam instagramnya dilihat Rabu (7/9/2022), Hotman mengatakan dirinya kedatangan seorang ibu yang membawa anaknya yang diduga menjadi korban pemerkosaan. Dijelaskan Hotman, jika anak itu diperkosa oleh pimpinan sekolah hingga tukang sapu.


“Ada satu kasus mengharukan, ini lah anak kecil, cewek umur 10 tahun yang diduga diperkosa oleh berbagai orang. Oleh oknum pimpinan sekolah, pimpinan administrasi bahkan tukang sapu dari sekolah tersebut ikut diduga memperkosa anak kecil ini,” kata Hotman.


Hotman kemudian menanyakan kepada ibu dari korban. Wanita berinisial I itu pun menceritakan soal anaknya yang diperkosa oleh beberapa orang di gudang sekolah.


“Anak saya dibawa ke gudang, awalnya anak saya dikasih serbuk putih sama tukang sapu. Setelah habis, mulutnya dilakban, kakinya diikat, setelah itu digendong dibawa ke gudang,” tutur I kepada Hotman. (sh)