Notification

×

Iklan

Iklan

Tewasnya 2 Bocah di Kolam Renang....

Kamis, 22 September 2022 | 10:46 WIB Last Updated 2022-09-22T03:46:46Z

ARN24.NEWS --
Dalam tiga hari belakangan ini dua peristiwa terjadi di kolam renang. Kedua korbannya masih berusia bocah. Minggu kemarin di Kota Binjai, sekarang ke-nahas-an itu di Kabupaten Deliserdang. Kelalaian orang tua hingga minimnya pengawasan pihak pengelola lokasi pemandian dituding jadi penyebab. 

Rabu (21/9/2022) pukul 14.30 WIB, merupakan akhir pertemuan Daffa Al Hakim dengan teman dan orangtuanya. Lepas itu bocah 5 tahun tersebut pergi untuk selama-lamannya. Ya, korban ditemukan meningal dunia di dalam kolam renang Water Land yang berada di komplek perumahan Sunlike City,  Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjung Morawa Deliserdang. 

Kapolsek Tanjung Morawa AKP Firdaus Kemit saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Sejauh ini, kata Firdaus, pihaknya sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi termasuk pengelola wisata terkait penyebab kejadian.

"Korban anak TK, meninggal akibat tenggelam di kolam renang. Jenazah korban sudah dibawa pulang oleh keluarganya," sebut Kapolsek Firdaus Kemit.

Sebagaimana informasi diperoleh di lapangan, pagi itu murid taman kanak-kanak (TK) Pesantren Al Komariah yang merupakan tempat korban belajar di Desa Kotangan, Kecamatan Galang, menggelar tamasya. Tujuannya yakni mandi-mandi di kolam renang Water Land di komplek perumahan Sunlike City,  Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjung Morawa Deliserdang. 

Korban bersama ibunya juga turut serta. Sampai di lokasi pemandian, mereka pun bersiap-siap ingin merasakan suasana kolam renang tersebut. 

Daffa yang merupakan anak pasangan Agam Hanafi (34 dan ibunya Nuraini (30) ini pun telah mengganti bajunya. Usai makan seadanya, sang ibu mengajak Daffa ke salah satu kolam renang anak. Ibu dan anak ini pun duduk di tepi kolam sambil ngemil penganan ringan berupa mie instan cup. 

Kehausan setelah makan mie instan, Daffa rupanya kehausan. Nuraini kemudian beranjak di pondok tempat mereka meletakkan barang-barang. Nah, ketika itulah nahas itu datang. Ternayata sejumlah orang tua lainnya yang berada di dekat kolam renang Daffa duduk sudah menjerit sejadinya. 

Para ibu-ibu tersebut berteriak minta tolong. Seketika Nuraini mendengar teriakan kaum ibu-ibu yang ada di sana. Nuraini berlari menuju tepi kolam. Begitu sampai, Daffa sudah berada di dalam kolam. Kuat dugaan Daffa terjatuh dari tepi kolam dan langsung tenggelam. 

Setelah diangkat dari dalam kolam, Daffa sempat dilarikan ke klinik Salshabilla untuk mendapatkan pertolongan. Lalu bersama petugas penjaga kolam renang korban dibawa ke klinik Salshabilla. Hanya saja, pihak klinik merujuk Daffa ke RS Mitra Sehat di Desa Dagang Kerawan. 

Tapi semua usaha yang dilakukan terhadap Daffa sia-sia. Tuhan, sang penguasa alam lebih mencintai Daffa dan menjemputnya di usia lima tahun. 

Selanjutnya jasad Daffa dibawa ke rumah duka di Dusun 1, Desa Kotangan, Kecamatan Galang. Di sana sanak keluarga melinangkan air mata. Pasalnya, korban dikenal merupakan anak yang periang. 
Kejadian ini sangat membuat keluarga korban terpukul, penyesalan tampak dirasakan oleh keuarga dan pihak sekolah yang melakukan kegiatan itu. 

Meski sudah sering kejadian anak-anak tewas tenggelam di kolam renang karena kurangnya pengawasan orang tua, pembimbing atau pun pengelola wisata namun kejadian ini terus berulang.
Di lokasi kejadian polisi juga terlihat meminta sejumlah keterangan dari saksi dan pengelola objek wisata kolam renang. Tampak juga polisi memasang police line di tepi kolam tempat korban tenggelam.

Terlepas dari tewasnya Daffa, Minggu (18/9/2022) siang, seorang bocah SD inisial ZK (11), juga diberitakan meninggal dunia saat mandi-mandi bersama teman-temannya di Qitaro Park di Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Nangka, Kecamatan Binjai Utara. 

Namun kasus itu kabarnya sudah ada perdamaian antara pihak korban dengan pengelola kolam renang Qitaro Park. Kasi Humas Polres Binjai Iptu Junaidi menyebut pihaknya telah memasang garis polisi di lokasi kejadian. Keluarga korban menyatakan ikhlas atas peristiwa yang menimpa ZK dan menolak untuk dilakukan autopsi. 

"Orang tua korban membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan Autopsi terhadap korban, keluarga juga telah mufakat dengan pihak pengelola kolam renang untuk tidak menuntut," pungkasnya. (saze/edt)