Notification

×

Iklan

Iklan

5 Hal Disorot Media Asing Soal Tragedi Kanjuruhan

Minggu, 09 Oktober 2022 | 11:03 WIB Last Updated 2022-10-09T04:03:12Z

Kerusuhan berujung kepanikan massal antara penonton atau stampede di stadion Kanjuruhan terus menjadi sorotan media asing dari berbagai negara. (Foto: AFP)

ARN24.NEWS
– Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober lalu merupakan salah satu insiden paling mematikan sepak bola dunia hingga menewaskan setidaknya 131 orang.


Kerusuhan berujung kepanikan massal hingga desak-desakan antara penonton atau stampede itu juga menjadi sorotan media internasional dari berbagai negara.


Sejumlah media asing bahkan sampai membuat laporan mendalam hingga dokumen investigatif terkait tragedi Kanjuruhan.


Berikut beberapa hal yang disorot media asing soal tragedi Kanjuruhan:


1. Momen Tragedi Kanjuruhan

Berbagai media asing ramai-ramai mengabarkan tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022). Kala itu, jumlah korban tewas mencapai 127 orang dan menggemparkan dunia.


Tragedi ini terjadi kala Arema FC kalah melawan Persebaya dalam pertandingan hari itu.


The Guardian menjadi salah satu yang memberitakan tragedi Kanjuruhan tersebut, dengan menurunkan berita berjudul "More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match." (Lebih dari 120 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan di pertandingan sepak bola Indonesia).


The New York Times juga ikut menulis berita soal Kanjuruhan, dengan judul "Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead" (Ricuh di pertandingan sepak bola Indonesia menewaskan beberapa fans tewas).


Selain itu, media Inggris The Mirror turut menyoroti tragedi Kanjuruhan. Mereka menayangkan berita berjudul, "Dozens of football fans killed in mass riot involving tear gas as league suspended." (Lusinan suporter sepak bola tewas di kerusuhan massal yang melibatkan tembakan gas air mata, dan liga dihentikan).


2. Puluhan Anak Tewas 

Beberapa media asing menyoroti jumlah anak-anak yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan.


The Straits Times, media Singapura, menjadi salah satu media yang mengangkat korban anak-anak dalam peristiwa tersebut.


"32 anak-anak di antara 125 korban tewas dalam tragedi stampede, tim investigasi dibentuk," bunyi judul artikel The Straits Times pada Senin (3/10/2022).


Media Singapura lainnya, yakni Channel NewsAsia, turut menyoroti korban anak-anak di tragedi Kanjuruhan.


"Setidaknya 32 anak-anak meninggal dalam bencana di stadion Indonesia, kepala polisi dipecat," demikian judul artikel Channel NewsAsia.


Media Australia ABC News, media China The South China Morning Post, portal berita AS CNBC, sampai kantor berita AFP dan Reuters turut memberitakan puluhan anak meninggal dalam tragedi sepak bola paling mematikan dalam puluhan tahun terakhir itu.


3. Penggunaan Gas Air Mata 

Sejumlah media asing juga menyinggung soal penggunaan gas air mata yang dilakukan polisi untuk mengendalikan massa.


"Polisi Dikecam setelah 125 Orang Tewas dalam Serbuan Stadium di Indonesia," demikian judul artikel dari media Singapura Channel NewsAsia.


Selain Channel NewsAsia, media Inggris The Guardian dan BBC turut menyoroti penggunaan gas air mata oleh polisi Indonesia dalam menyikapi kerusuhan di Kanjuruhan.


"Tragedi Sepak Bola Indonesia: Pertanyaan Mencuat terkait Respons Kepolisian," bunyi judul artikel The Guardian.


Laporan mendalam koran AS The Washington Post bahkan mencatat ada sekitar 40 tembakan gas air mata, flare, dan sejenisnya dilontarkan aparat keamanan di stadion. Hal itu didapat surat kabar itu setelah mengusut jejak video amatir saksi mata yang sudah diverifikasi hingga cerita dari mereka yang ada di lokasi kejadian.


4. Reformasi Polri

Media Amerika Serikat, Bloomberg, membahas kemungkinan tragedi Kanjuruhan mendesak Presiden RI Joko Widodo untuk mereformasi kepolisian.


Bloomberg merilis artikel bertajuk "Deadly Stampede Pressures Jokowi to Revamp Indonesia Police" pada Selasa (4/10/2022).


"Tragedi mematikan dalam pertandingan sepak bola akibat polisi menembakkan gas air mata menambah tekanan terhadap Presiden Joko Widodo untuk menilik pasukan keamanan yang kerap dikritik atas kebrutalan dan korupsinya," demikian bunyi paragraf pertama artikel itu.


Dalam artikel itu, Bloomberg menyoroti larangan FIFA menggunakan gas air mata di laga sepak bola. Meski begitu, kepolisian RI tetap menggunakan gas air mata dan membuat warga panik.


Warganet juga ramai-ramai mendesak pemecatan beberapa pejabat tinggi kepolisian.


"Kekecewaan publik terhadap polisi meningkat, terutama ketika mereka terlihat bertindak keras terhadap orang miskin dan tak menjalankan tugas dengan adil," ujar mantan pemimpin redaksi Tempo, Bambang Harymurti, dalam pemberitaan Bloomberg.


Ia kemudian berkata, "Tindakan polisi dapat memicu seruan untuk reformasi. Posisi Jokowi bisa lebih baik jika ia mengambil langkah tegas dan menyelidiki penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi."


5. Penetapan Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Beberapa media asing juga menyoroti Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang menetapkan enam tersangka tragedi Kanjuruhan.


Media Jepang, NHK News, menuliskan laporan berjudul "3 Polisi, 3 Pihak lain menjadi Tersangka dalam Kerusuhan Sepak Bola Indonesia" pada Jumat (7/10/2022) pagi.


Media Australia, ABC News, juga membuat laporan penetapan tersangka atas Tragedi Kanjuruhan.


"Polisi Indonesia Sebut Enam Orang Hadapi Tuntutan Pidana usai Kerusuhan Sepak Bola," bunyi pemberitaan ABC News.


Media Malaysia, Malaysia Now, juga menyoroti keputusan Polri menetapkan enam tersangka dalam tragedi Kanjuruhan.


"6 Orang Hadapi Tuntutan Pidana usai Serbuan Sepakbola Indonesia," demikian artikel dari media tetangga RI itu. (pwn/rds)