Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Soni Selamat Dari Gempa Turki Saat Menunggu Waktu Shalat Subuh

Jumat, 10 Februari 2023 | 14:33 WIB Last Updated 2023-02-10T07:33:06Z

ARN24.NEWS --
Kisah inspiratif datang dari seorang penyerang muslim asal Kamerun, Kevin Soni. Pemain yang membela Hatayspor itu mengaku selamat dari gempa dahsyat karena sedang menunggu waktu salat subuh.

Nasib Soni cukup beruntung ketimbang rekan setimnya yang merupakan eks pemain Chelsea, Christian Atsu. Jika Atsu harus tertimpa puing-puing bangunan hingga mengalami cedera kaki kanan dan sulit bernafas, Soni justru berhasil lolos dari gempa dalam keadaan sehat.

Gempa bumi pertama bermagnitudo 7,8 menggetarkan perbatasan Turki-Suriah pada pagi-pagi buta. Banyak masyarakat saat itu masih tertidur lelap. Berbeda dengan orang kebanyakan, Soni justru masih terjaga untuk menunggu waktu Salat Subuh. Tak sendiri, dia menunggu waktu adzan bersama sepupunya yang sedang bermain Playstation.

Begitu gempa dahsyat mengguncang, Soni dan sepupunya pun panik dan langsung menyelamatkan diri. Dia pun mengaku, andai dirinya memilih tidur mungkin dia tidak akan selamat dari reruntuhan apartemennya.

“Saya seorang muslim dan saya sangat relijius, apa yang menyelamatkan saya adalah bahwa saya ingin menunggu sampai pukul 6:40 pagi (waktu setempat) untuk mendirikan salat pertama hari itu. Itu sebabnya saya tidak bisa tidur,” kata Soni dilansir Footmercato, Kamis (9/2/2023).

“Jadi saya berkata pada diri sendiri bahwa jika saya tidur, melihat bagaimana semuanya jatuh di rumah, saya pasti sudah mati. Itu bahkan pasti,” tuturnya lagi. “Batu-batu yang jatuh sangat besar. Itu adalah bangunan tujuh belas lantai, bayangkan. Jadi jika saya tidur, saya pikir saya akan mati,” lanjut pemain berusia 24 tahun itu.

Soni mengaku hanya mampu menyelamatkan ponsel dan paspornya. Namun dia amat bersyukur bisa selamat dari gempa dahsyat tersebut. Soni pun menceritakan bahwa saat gempat terjadi, jarak antara hidup dan maut hanya setipis seutas benang. 

Dia menjelaskan bahwa harta-harta benda duniawi yang dimiliki para korban gempa seakan tiada artinya di hadapan Yang Maha Kuasa. "Saya baik-baik saja. Terus terang, ini sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya. Itu benar-benar sesuatu yang tidak Anda harapkan dan itu menandai Anda seumur hidup. Saya melihat orang mati di sebelah saya." akui Soni.

"Saya trauma. Hari ini, saya menyadari bahwa hidup tergantung pada seutas benang. Pada saat-saat inilah kita menyadari bahwa segala sesuatu adalah kesia-siaan. Setiap orang meninggalkan rumahnya, mobilnya, dan mencari tempat berlindung." sambungnya. (sps/nt)