Notification

×

Iklan

Iklan

Kiprah Pemain PSMS Medan di SEA Games (Oleh: Indra Efendi Rangkuti)

Sabtu, 13 Mei 2023 | 14:41 WIB Last Updated 2023-05-13T07:41:59Z
Timnas Indonesia di SEA Games 1987. Berdiri Ki-Ka: Herry Kiswanto, M Yunus, Ribut Waidi, Ponirin Meka, Azhary Rangkuti dan Ricky Yacob (cpt). Jongkok Ki-Ka: Robby Darwis, Marzuki Nyakmad, Jaya Hartono, Budi Wahyono dan Rully Nere. Timnas ini didominasi oleh anak - anak Medan yang merupakan produk asli PSMS Medan. 

ARN24.NEWS --
SEA Games pertama kali digelar pada tahun 1959 di Bangkok Thailand.Pada awalnya ajang 2 tahunan ini dikenal dengan nama SEAP Games dan diikuti oleh 6 negara Asia Tenggara. Yaitu Burma (Myanmar), Kamboja, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Pada tahun 1977 SEAP Games berubah nama menjadi SEA Games seiring dengan diterimanya Indonesia, Brunei Darussalam dan Filipina. SEA Games 1977 ini digelar di Kuala Lumpur. Indonesia sendiri tampil superior dalam 18 olahraga yang dipertandingkan. Salah satu cabang olahraga yang diikuti oleh Indonesia adalah sepakbola. Pada waktu itu sepakbola belum mengenal batasan umur.

Sebagai salah satu kekuatan sepakbola Asia masa itu tentu Indonesia menjadi salah satu favorit meriah Medali Emas.Apalagi pada Pra Olimpiade 1976 Indonesia nyaris lolos ke Olimpiade.PSSI menunjuk Suardi Arland sebagai pelatih.

Sebagai salah satu kekuatan sepakbola di Indonesia pada era 70-an tentu menjadi pertanyaan apakah ada pemain PSMS Medan yang dipanggil memperkuat Timnas di SEA Games 1977 ini. Ternyata dalam skuad Timnas SEA Games 1977 ini tidak ada satupun pemain PSMS Medan yang dipanggil. Sementara di Pra Olimpiade 1976 ada 2 bintang PSMS yang dipanggil yaitu Nobon dan Taufik Lubis.

Namun walau begitu ada 3 pemain yang merupakan putra daerah Sumut yang dipanggil yaitu Ronny Pasla, Anjas Asmara dan Sudarno. Ronny Pasla adalah kiper yang membawa PSMS menjadi Juara Kejurnas PSSI 1967, 1969 dan 1971. Pada 1974 Ronny Pasla pindah ke Persija.Anjas Asmara sempat memperkuat PSMS Jr sebelum pindah ke Persija.

Sudarno sendiri berasal dari Asahan dan kemudian pindah ke Padang dan Jakarta. Langkah Timnas Indonesia akhirnya terhenti di Semifinal saat melawan Thailand setelah pertandingan dihentikan pada menit ke-60 akibat terjadi perkelahian massal antara pemain. Indonesa kemudian dinyatakan kalah dalam Semifinal ini akibat pemain mogok bertanding setelah permintaan mengganti wasit ditolak.
Pada SEA Games X tahun 1979 yang berlangsung di Jakarta Timnas Indonesia  salah satu kekuatan sepakbola utama Asia khususnya asia Tenggara pada saat itu.

Di SEA Games 1979 ini PSSI menunjuk pelatih asal Belanda Wiel Coerver sebagai pelatih  yang dibantu Sugih Hindarto dan Harry Tjong sebagai asisten pelatih. Kehadiran Wiel Coerver yang pada 1976 nyaris meloloskan Indonesia ke Olimpiade membuat asa untuk menebus kegagalan di SEA Games 1977.

Di Timnas SEA Games 1979 ini PSSI membawa 18 pemain dan Tim Pelatih memanggil bintang PSMS Medan Effendi Marico sebagai salah satu pemain yang membela panji Timnas di SEA Games 1979 ini. Dengan pemanggilan ini maka bintang PSMS Medan asal Tebing Tinggi ini menjadi pemain PSMS pertama yang membela Timnas di SEA Games.

Sayang walau menjadi unggulan utama dan lolos ke Final dengan meyakinkan, Timnas kembali gagal meraih Medali Emas. Timnas Indonesia kalah 0-1 melawan Malaysia di Final yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta. Pada SEA Games XI tahun 1981 yang berlangsung di Manila, PSSI menunjuk pelatih asal Jerman Bernd Fischer sebagai pelatih.

Di skuad Timnas SEA Games 1981 ini tidak ada satupun pemain PSMS Medan yang dipanggil. Namun ada sosok yang pernah membela PSMS Jr yaitu Tommy Latuperissa yang ikut dipanggil dan bintang klub Galatama kota Medan Pardedetex yaitu Herry Kiswanto yang dipanggil dalam skuad Timnas ini. Sayang Langkah Timnas terhenti di Semifinal dan harus puas meraih Medali Perunggu.

Pada SEA Games XII tahun 1983 yang berlangsung di Singapura, PSSI menunjuk Iswadi Idris sebagai pelatih didampingi Bernd Fischer sebagai Penasehat Teknis. Di Timnas ini tidak ada satupun pemain PSMS yang dipanggil. Namun ada beberapa pemain yang pernah membela panji PSMS yang dipanggil yaitu: Eddy Harto dan Ricky Yacob.Keduanya adalah bintang yang membawa PSMS Jr menjadi Juara Suratin Cup 1980.

Selain itu ada kapten klub Pardedetex yaitu Herry Kiswanto yang dipanggil. Sayang Langkah Timnas terhenti di penyisihan grup. Pada SEA Games XIII tahun 1985 yang berlangsung di Bangkok, PSSI menunjuk Harry Tjong sebagai pelatih. Kali ini tidak satupun pemain PSMS Medan yang dipanggil. Hingga kini penyebab kenapa tidak satu pun pemain PSMS tidak dipanggil masih belum jelas.

Padahal pada 1985 ini PSMS Medan menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI 1985 setelah di Final menaklukkan Persib lewat adu penalti dan pada PON 1985 skuad PSMS medan yang membela Tim PON Sumut sukses meraih Medali Emas setelah di Final menaklukkan Irian Jaya (Papua) lewat adu penalti. Dalam 2 kali ujicoba antara PSMS melawan skuad Timnas SEA Games 1985 terbukti bahwa skuad PSMS tidak kalah kwalitas dari Timnas SEA Games 1985 ini.

Pada ujicoba pertama di Teladan PSMS memang kalah 1-2 tapi di ujicoba kedua yang digelar di Stadion Menteng PSMS sukses melibas Timnas SEA Games 1985 dengan skor 2-0. Meski pun begitu di Timnas SEA Games 1985 ini ada beberapa pemain yang pernah dibina di PSMS sebelum mereka hijrah ke klub dan daerah lain. Pemain-pemain tersebut adalah Donny Latuperissa, Marzuki Nyakmad, Azhari Rangkuti dan Patar Tambunan.

Akhirnya Langkah Timnas di SEA Games 1985 terhenti di semifinal setelah takluk 0-7 dari tuan rumah Thailand dan dalam perebutan medali perunggu juga kalah dari Malaysia. Di SEA Games XIV yang digelar di Jakarta tahun 1987,PSSI menunjuk Bertje Matulapelwa sebagai pelatih didampingi Legenda PSMS Sarman Panggabean dan Legenda Persija Sutan Harhara sebagai asisten pelatih. Tampil sebagai Manajer Tim adalah mantan Ketua Umum PSMS Medan Wahab Abdi Simatupang. Di Timnas ini Bertje memanggil bintang PSMS Medan Sutrisno.

Selain itu Timnas ini juga diperkuat pemain-pemain yang asli binaan PSMS Medan di awal karir mereka yaitu Ponirin Meka, Patar Tambunan, Jaya Hartono, Azhari Rangkuti, Marzuki Nyakmad dan Ricky Yacob. Selain itu juga ada bintang Arseto Solo yang di awal karirnya dibina di PSKB Binjai yaitu Nasrul Koto.

Walau lebih sering menjadi pengganti tapi Sutrisno memberikan penampilan terbaiknya di SEA Games 1987 ini. Salah satu penampilan terbaiknya adalah di Final SEA Games 1987 melawan Malaysia. Tusukan-tusukan mautnya sejak masuk di babak kedua hingga perpanjangan waktu kerap merepotkan lini pertahanan Malaysia.

Dan akhirnya Timnas meraih Medali Emas setelah menang 1-0 atas Malaysia lewat gol di babak perpanjangan waktu. Ini merupakan Medali Emas pertama Indonesia dari sepakbola di SEA Games dan hingga kini Sutrisno adalah satu-satunya pemain PSMS yang turut mempersembahkan Medali Emas sepakbola bagi Timnas Indonesia.

Di SEA Games XV yang digelar di Kuala Lumpur pada tahun 1989, PSSI menunjuk Trio Legenda Timnas Indonesia M.Basri,Iswadi Idris dan Abdul Kadir sebagai Pelatih. Di SEA Games 1989 ini tidak ada satupun pemain PSMS Medan yang dipanggil dan Langkah Timnas terhenti di semifinal. Di SEA Games XVI yang digelar di Manila pada tahun 1991, PSSI menunjuk pelatih asal Rusia Anatoly Polosin sebagi pelatih dibantu oleh Vladimir Uhrin dan danurwindo sebagai asisten pelatih. 

Di Timnas ini memang tidak ada pemain PSMS yang dipanggil tapi Timnas ini diperkuat oleh Eddy Harto yang merupakan kiper PSMS Jr ketika Juara Suratin Cup 1980. Terdapat juga Toyo Haryono yang pernah berkompetisi di kompetisi PSMS bersama klub Perisai pada awal karirnya,Selain itu juga terdapat 2 alumni Diklat Medan yaitu Peri Sandria dan Sudirman. Timnas akhirnya sukses meraih Medali Emas untuk kedua kalinya setelah di Final menaklukkan Thailand dalam drama adu penalti.

Sejak SEA Games 1993 – 1997 tidak ada pemain PSMS yang dipanggil memperkuat Timnas Indonesia. Pada SEA Games XX yang berlangsung di Brunei Darussalam pada tahun 1999, PSSI menunjuk pelatih asal Jerman Bernhard Schumm sebagai Pelatih. Di Timnas ini bintang PSMS Medan Slamet Riadi ikut dipanggil.Sayang walau gemilang di penyisihan grup Langkah timnas terhenti di semifinal.

Di SEA Games XXI yang digelar di Kuala Lumpur pada tahun 2001, PSSI menunjuk Benny Dollo sebagai pelatih. Pada SEA Games 2001 mulai berlaku Batasan usia 23 tahun bagi pemain yang berlaga di sepakbola SEA Games. Di Timnas ini ada 2 pemain PSMS yang dipanggil yaitu Edu Juanda dan Supriyono. Edu Juanda sendiri menjadi playmaker Timnas di SEA Games 2001 ini.

Sayang Langkah Timnas terhenti di Semifinal. Di SEA Games XXII yang digelar di Hanoi pada tahun 2003,PSSI menunjuk pelatih asal Moldova Serghei Dubrovin sebagai Pelatih. Di Timnas ini bintang muda PSMS Mahyadi Panggabean turut dipanggil.Sayang langkah Timnas tehenti di babak penyisihan grup.

Di SEA Games XXIII yang digelar di Manila,PSSI menunjuk pelatih asal Inggris Peter Withe sebagai pelatih. Di Timnas ini ada 2 bintang PSMS Medan yang dipanggil yaitu Mahyadi Panggabean dan Saktiawan Sinaga. Kedua pemain ini bahkan menjadi pemain inti di Timnas ini.Sayangnya langkah Timnas terhenti di Semifinal.

Di SEA Games XXV yang digelar di Laos pada tahun 2009, PSSI menunjuk pelatih asal Uruguay Alberto Bica sebagai pelatih. Di Timnas ini ada bintang PSMS Andhika Yudistira Lubis yang dipanggil. Sayang langkah Timnas terhenti di Penyisihan Grup. 

SEA Games tahun 2009 ini adalah kali terakhir pemain PSMS dipanggil memperkuat Timnas di SEA Games.Hingga SEA Games ke -32 yang digelar di Kamboja tahun 2023 ini belum ada lagi pemain PSMS Medan yang dipanggil untuk memperkuat Timnas.Tentu ini membuat kita prihatin. Semoga suatu saat akan ada lagi bintang PSMS Medan yang dipanggil memperkuat Timnas di SEA Games dan turnamen-turnamen lainnya yang diikuti Timnas. (*)