Notification

×

Iklan

Demo Warga di PT Universal Gloves Berujung Kekerasan, Wartawan Dipukul Helm Diduga Preman Bayaran

Senin, 06 Oktober 2025 | 20:30 WIB Last Updated 2025-10-06T13:32:56Z

Dua pria bertopi pet dan Ropan Sinaga, pria bertubuh tegap dan tinggi diduga pelaku pemukulan terhadap wartawan dan keduanya bahkan menantang wartawan dan warga untuk berkelahi. (Foto: Istimewa) 

ARN24.NEWS
– Aksi unjuk rasa warga di depan PT Universal Gloves (UG), Jalan Besar Patumbak, Dusun I, Desa Patumbak Kampung, Senin (9/6/2025), berubah jadi adegan brutal penuh kekerasan. 


Warga yang menuntut penutupan gudang cangkang lantaran bau busuk menyengat justru diserang sekelompok preman yang diduga dibayar pihak perusahaan.


Ketegangan pecah saat ratusan warga memblokir akses menuju gudang. Sejumlah pria bertopi dan berbadan tegap muncul dari arah pabrik, memaksa karyawan masuk sambil menghalangi warga yang sedang berorasi. Dorong-mendorong pun pecah di depan pintu masuk pabrik.


Namun, puncak kebiadaban terjadi ketika para jurnalis yang sedang meliput malah menjadi korban kekerasan.


"Saya lagi ambil video, tiba-tiba ada yang dorong dan hampir merebut ponsel saya,” ujar Dedi, wartawan media online, dengan wajah geram.


Tak hanya itu, Elin, wartawan media cetak dan online terbitan Medan, dipukul helm dari belakang oleh seorang pria diduga kelompok preman, hingga wajah dan kepalanya terkena.


“Pelakunya pakai helm, mukul dari belakang, hingga helm berwarna hitam itu pecah. Saya cuma bisa mundur dan lindungi kamera,” kata Elin, dengan nada kecewa dan hal itu pun disaksikan oleh seorang wartawan lainnya yang kebetulan di belakang pelaku.


Menurut saksi, aksi pemukulan itu dilakukan oleh dua pria yang dikenal warga bernama Aseng, pria bertopi pet dan Ropan Sinaga, pria bertubuh tegap dan tinggi. Keduanya bahkan menantang wartawan dan warga untuk berkelahi.


“Apalagi kau! Mau ribut lagi kau? Gak sor kau, main kita!” kata salah satu pelaku dengan nada menantang, seperti ditirukan Dedi.


Sementara itu seorang warga menyebut, aparat kepolisian dari Polsek Patumbak dan Koramil 15/DT yang berada di lokasi justru diam membisu, seolah tak berdaya menghadapi ulah para preman.


“Polisi dan Koramil 15/DT yang ada dilokasi cuma nonton. Kami diserang, tapi mereka malah mundur,” ujar seorang warga yang kesal dengan sikap aparat.


Warga pun mendesak agar Kapolsek Patumbak dan aparat terkait turun tangan, mengusut tuntas aksi intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis, serta dugaan keterlibatan oknum perusahaan.


“Kalau polisi diam, berarti mereka sama saja mendukung premanisme di Patumbak,” teriak seorang warga yang masih emosi usai kejadian.


Sedangkan Dedi dan Elin mengaku akan segera melaporkan aksi kekerasan tersebut ke pihak kepolisian. 


"Kami tidak akan diam. Ini sudah penghinaan terhadap profesi wartawan,” tegas Dedi


Terpisah Kapolsek Patumbak Kompol Daulat Simamora saat dikonfirmasi wartawan hanya mengatakan teleponnya kurang jelas.


"Teleponnya kurang jelas, ini saya masih di jalan menuju Polsek Patumbak," ucapnya menjawab konfirmasi wartawan sembari mematikan telepon genggamnnya 


Sedangkan Kapendam I/BB, Letkol Asrul dikonfirmasi awak media terkait perintangan yang dialami sejumlah wartawan saat bertugas meliput aksi unjuk rasa di PT Universal Gloves, belum berkomentar. (sh