 |
| Endang Siregar alias Bang Regar diusir dari kontrakan dan terpaksa menginap di halaman gedung dewan. (sumber: ajnn) |
ARN24.NEWS -- Halaman kantor gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singil, seketika jadi pusat perhatian. Pasalnya, sekeluarga yang terdiri dari suami, istri dan dua anaknya terpaksa menginap di gedung wakil rakyat tersebut.
Informasi diperoleh dari salah satu situs, kemarin, menyebutkan, bahwa keluarga itu telah diusir oleh pemilik kontrakan atas suruhan yang diduga oleh perangkat desa di desa. Keluarga itu adalah Endang Siregar yang bermukim di Desa Kampung Baru, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil.
Dalam kesehariannya, Endang Siregar tergolong keluarga miskin di sana. Pemilik kontrakan mengaku diminta oleh Kepala Dusun (Kadus) Desa Kampung Baru, agar mengusir keluarga Endang Siregar dari Dusun II karena diduga sering mencuri buah kelapa sawit.
Menurut Kadus, anak dari keluarga Endang Siregar sering melakukan pencurian kelapa sawit, dan pernah diadili di desa serta membuat surat perjanjian.
Tetapi satu bulan kemudian Kepala Dusun II, Desa Kampung Baru memanggil pemilik kontrakan Rambe untuk menyampaikan kepada keluarga Endang Siregar untuk meninggalkan Dusun tersebut.
”Sampaikan kepada Endang Siregar malam ini juga mereka satu keluarga, wajib angkat kaki dari rumah kontrakan tersebut, Kalau tidak saya beserta warga akan kami ratakan rumahnya dan kamu kami usir paksa," kata Rambe menirukan ucapan Kadus II Desa Kampung Baru.
Tidak sampai di situ, pasca pengusiran, Endang Siregar bermukim menuju halaman teras kantor DPRK Aceh Singkil yang kebetulan berdomisili di desa itu.
Endang meminta bantuan karena tidak memiliki tempat tinggal dan uang. Keberadaan keluarga miskin yang meminta belas kasih di kantor DPRK itu, rupa-rupanya mengundang empati warga, dan jadi sorotan media.
Bahkan video keluarga Endang Siregar, yang duduk istirahat di halaman teras wakil rakyat itu, dengan anaknya yang masih duduk dibangku SD itu terlihat tertidur dipangkuan ibunya. Sejumlah tas terlihat tertumpu, gulungan kasur, kuali dan alat dapur lainnya, seakan turut tersingkir dari rumah kontrakan. (ajnn/nt)
