Notification

×

Iklan

Iklan

Satgas Pangan Kota Medan Galakkan Warga Tanam Cabai di Rumah, Ini Tujuannya

Jumat, 02 September 2022 | 12:55 WIB Last Updated 2022-09-02T05:55:30Z

Ilustrasi. Satgas Pangan Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) akan menggalakkan warga setempat untuk menanam cabai di masing-masing rumah.  Hal itu bertujuan guna menekan angka inflasi di bawah lima persen di Kota Medan. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
-- Satgas Pangan Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) akan menggalakkan warga setempat untuk menanam cabai di masing-masing rumah.  Hal itu bertujuan guna menekan angka inflasi di bawah lima persen di Kota Medan.


"Pekan depan akan kita kumpulkan seluruh camat untuk bikin tabulampot (tanaman buah dalam pot)," terang Sekretaris I Satgas Pangan Kota Medan, Emilia Lubis di Medan, Kami, 01 September 2022.


Selain pihak kecamatan, lanjut dia, TNI/Polri juga akan menggerakkan masyarakat di ibu kota Provinsi Sumatera Utara untuk menanam cabai khususnya di lahan pekarangan rumah.


Data Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan menyebut kebutuhan cabai merah di pasaran saat ini sekitar 454,58 ton/bulan atau 15,15 ton/hari, dan cabai rawit 146,12 ton/bulan atau 4,87 ton/hari.


"Kita mengharapkan partisipasi masyarakat, karena kita tidak ada anggaran. Ini memotivasi warga saja, seperti di polybag, kantong plastik, ember, ban bekas, kaleng cat dan sebagainya," jelas dia.


Emilia yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan memastikan cabai merah yang tercatat sebagai penyumbang inflasi di daerah ini akibat minim pasokan di pasaran.


Saat ini cabai merah di pasar tradisional bertahan tinggi pada kisaran harga Rp90.000/kilogram dari sebelumnya Rp50.000, dan cabai rawit Rp40.000/kilogram dari Rp25.000 di Kota Medan.


"Kalau cabai merah dan rawit kita pastikan tidak ada penimbunan, cuma biaya produksi yang tinggi dan gagal panen akibat anomali cuaca sejumlah daerah penghasil di Sumut," tuturnya.


"Belum lagi banyak petani cabai di kaki Gunung Sinabung beralih menanam sayuran. Informasi yang kita terima dari 100 orang, kini cuma tinggal 10 petani tetap menanam cabai," terang Emilia. (antara)