Notification

×

Iklan

Iklan

Cuma di Negara Ini Perempuan Dilarang Nonton Piala Dunia

Sabtu, 19 November 2022 | 11:24 WIB Last Updated 2022-11-19T04:24:04Z

ARN24.NEWS --
Piala Dunia 2022 tinggal menghitung hari. Pencinta sepak bolah di seluruh dunia sudah bersiap menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar. Namun euforia tidak dirasakan bagi perempuan di Afghanistan yang harus membuang jauh impian menyaksikan para pemain top dari seluruh dunia berlaga. 

Karena, Taliban kembali menerapkan larangan kaum perempuan Afghanistan menonton Piala Dunia di depan umum.  Seorang pemimpin oposisi yang mengunjungi Inggris, Ali Maisam Nazary mengungkapkan larangan terbaru dari penguasa Afghanistan itu. 

Nazary yang merupakan kepala hubungan luar negeri untuk Front Perlawanan Nasional (NRF), tiba di London pada hari Rabu menyatakan penguasa negara itu menjadi lebih radikal dari hari ke hari.  

"Ini kelompok teroris yang menindas khususnya perempuan. Mereka tidak lagi menikmati hak-hak mereka sebagai manusia dan warga negara itu," katanya.   

“Banyak stadion tidak beroperasi dan perempuan tidak dapat menonton Piala Dunia di ruang publik seperti sebelumnya,” ujarnya seperti dikutip dari Metro.co.uk, Sabtu (19/11/2022). 

NRF, yang pusatnya berada di timur laut Lembah Panjshir, sedang melakukan kampanye gerilya melawan Taliban menyusul keruntuhan pemerintah bentukan Barat pada Agustus 2021. 

"Beberapa hari lalu Taliban mengumumkan bahwa perempuan tidak diizinkan mengunjungi restoran, kafe, tempat umum semacam itu," ucap Nazary. 

"Taliban telah mengumumkan tindakan keras, itu terjadi sejak tahun lalu dan baru-baru ini menjadi jauh lebih parah," katanya. Nazary mengatakan Qatar, tuan rumah Piala Dunia harus menutup kantor penghubung Taliban di Doha, karena Taliban menjadi semakin tidak toleran. 

“Kantor mereka harus ditutup di Doha dan mereka harus merasakan keterasingan, marginalisasi, untuk mulai berubah," tuturnya.  “Dalam perspektif kami, mereka kelompok teroris dan karenanya mereka menerima legitimasi dari Islamisme radikal dan terorisme," ujarnya.  

Dikerahui Qatar telah menjadi perantara antara Taliban dan dunia luar, termasuk melalui Perjanjian Doha 2020. Kelompok itu setuju untuk tidak mengizinkan tanah Afghanistan digunakan untuk kegiatan yang mengancam Barat. (ins/mds)