Notification

×

Iklan

Iklan

Kapolda Maluku Utara Minta Maaf Soal Anak Petani Gugur Jadi Polwan

Minggu, 13 November 2022 | 02:42 WIB Last Updated 2022-11-12T19:42:22Z

Sulastri mengaku menempati peringkat ketiga berdasarkan pengumuman pantukhir pada 2 Juli 2022. Ia pun berhasil melewati seluruh tahapan seleksi polwan. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
– Kapolda Maluku Utara, Irjen Pol Midi Siswoko meminta maaf atas kasus penerimaan Bintara Polri Gelombang 2 Tahun 2022 yang menimpa seorang anak petani bernama Sulastri.


Pihak Polda Maluku Utara mengklaim, kasus anak petani yang digugurkan sebagai calon polisi wanita (Polwan) tersebut disebabkan karena salah input data.


Midi menegaskan, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Maluku Utara bakal memeriksa sejumlah operator terkait kasus salah input data.


"Atas nama institusi Polri, khususnya Polda Malut, kami minta maaf," ucap Kapolda melalui Kabid Humas Kombes (Pol) Michael Irwan Thamsil, Jumat (11/11/2022).


"Yang pasti kami sampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar Sulastri," katanya.


Juru bicara Polda Maluku Utara ini juga menyebutkan, pihaknya akan melakukan evaluasi dikarenakan ada kesalahan yang seharusnya disampaikan sejak awal tes.


"Kesalahannya ada pada operator yang salah menginput dan mereka sudah diperiksa Propam," sambungnya.


Sementara itu, Sulastri mengaku menempati peringkat ketiga berdasarkan pengumuman pantukhir pada 2 Juli 2022. Ia pun berhasil melewati seluruh tahapan seleksi polwan.


"Nah setelah itu supervisi dari Mabes Polri dan lulus dengan memenuhi syarat. Sampai pengumuman pantukhir saya dinyatakan lulus," kata Sulastri beberapa waktu, Jumat (11/11/2022).


Sulastri pun mulai aktif mengikuti apel di Polda Malut. Namun, tiba-tiba dirinya dipanggil karena alasan melewati batas umur pada Agustus 2022 lalu.


"Tapi tidak ada konfirmasi dari pihak SDM untuk selanjutnya bagaimana, karena saya tidak dipulangkan ke Polres Sula tapi ditahan di Polres Ternate," ujarnya.


Kemudian dirinya menerima surat yang isinya pergantian calon siswa Diktuk Bintara Polri pada 1 November lalu. Selang satu hari, ia mendapat surat pemberitahuan soal sidang.


"Surat itu dari Polda Maluku Utara, tidak dari Mabes Polri," katanya.


Lebih lanjut, Sulastri mengaku mendapat sejumlah pertanyaan dalam sidang tersebut, seperti pekerjaan ayahnya.


"Saya jawab papa hanya kerja petani, jadi ada kerja apa? Ya kerja. Kalau tidak ada kerja ya sudah," ujarnya.


Posisi Sulastri lantas digantikan oleh calon peserta yang berada di bawah dirinya. (cnn/rfn)