Notification

×

Iklan

Iklan

Segini Biaya Merubah Motor BBM Menjadi Listrik

Minggu, 20 November 2022 | 18:16 WIB Last Updated 2022-11-20T11:16:43Z

Pemerintah berencana mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Salah satu caranya adalah dengan melakukan konversi kendaraan berbahan bakar fosil jadi bertenaga listrik, khususnya pada kendaraan roda dua atau sepeda motor. (Foto: detikFinance)

ARN24.NEWS
– Pemerintah berencana mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Salah satu caranya adalah dengan melakukan konversi kendaraan berbahan bakar fosil jadi bertenaga listrik, khususnya pada kendaraan roda dua atau sepeda motor.


Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan pemerintah mengincar agar motor-motor yang sudah tua bisa dikonversi oleh masyarakat menjadi kendaraan listrik. Arifin bilang konversi sudah bisa dilakukan di beberapa bengkel konversi resmi bersertifikat.


Harganya, untuk sepeda satu motor kemungkinan akan berkisar belasan juta rupiah. Arifin bilang sekitar Rp 15 juta yang paling murah.


"Biayanya itu paling murah kira-kira Rp 15 juta, hanya di bengkel resmi ya konversinya," kata Arifin ditemui di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2022).


Meski begitu, Arifin bilang pemerintah sedang berupaya untuk membuat harga konversi jadi lebih murah. Skema insentif berupa subsidi sedang dipersiapkan pemerintah agar bisa membuat konversi kendaraan listrik bisa jauh lebih murah.


"Skema subsidinya ya nanti di situ (biaya konversi) kita coba kurangi beberapa persen jadi lebih murah lah," ungkap Arifin.


Masyarakat sendiri bisa langsung melakukan konversi kendaraan listrik di beberapa bengkel resmi bersertifikat. Pengerjaannya pun cepat, Arifin bilang cukup 2-3 jam kendaraan BBM bisa disulap jadi kendaraan listrik.


Kurangi Subsidi BBM

Arifin bilang pemerintah bisa mengurangi kompensasi dan subsidi BBM bila konversi kendaraan listrik berjalan secara masif di tengah masyarakat.


"Jadi kita bidik untuk mengganti motor-motor veteran-veteran yang sudah berjasa sebelumnya kita upgrade lagi yang baru. Negara bisa hemat kompensasi dan subsidi," kata Arifin.


Sebelumnya, dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Arifin pernah menyatakan Indonesia akan terus 'membakar uang' triliunan rupiah per hari bila tidak mempercepat penggunaan kendaraan listrik.


Dia menggambarkan apabila sepeda motor di Indonesia mengkonsumsi 1 liter bahan bakar per hari, jumlahnya sudah setara dengan sekitar 1 juta barel minyak. Jumlah itu berdasarkan prediksi jumlah kendaraan BBM yang mencapai 140 juta unit di Indonesia.


Maka jika disesuaikan dengan harga minyak sekarang ini, nominal uang yang dibakar lebih dari US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun (kurs Rp 15.500) per hari bila masih bertumpu pada kendaraan berbahan bakar minyak.


Di tempat yang sama, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menyatakan pemerintah sedang menyusun skema-skema subsidi untuk membuat harga kendaraan listrik bisa lebih murah di pasaran, khususnya pasar kendaraan roda dua.


Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu mengatakan subsidi akan diberikan pada pembelian maupun biaya melakukan konversi kendaraan listrik.


"Rencananya kita akan berikan subsidi, kepada yang mau konversi atau yang mau beli motor baru. Besarannya berapa mau dihitung," ujar Moeldoko.


Dia menyatakan saat ini ada dua hal yang sedang dialami pemerintah, yaitu besaran subsidi dan mekanisme pemberiannya. Kemungkinan untuk besarannya akan melihat dari tenaga listrik dari kendaraannya atau watt-nya.


Selain itu mekanisme pemberian subsidinya juga sedang digodok. Untuk konversi misalnya, pemerintah sedang mengkaji apakah subsidi akan diberikan lewat pemerintah, lewat bengkel konversi, atau langsung ke pemilik. Begitu juga saat masyarakat mau beli kendaraan listrik, kapan subsidi akan diberikan itu sedang dibahas. (dtf)