Notification

×

Iklan

Iklan

Ilmuwan Prediksi Separuh Gletser Dunia Akan Hilang di Tahun 2100

Minggu, 08 Januari 2023 | 23:45 WIB Last Updated 2023-01-08T16:45:00Z

Ilustrasi. Setengah gletser di dunia diproyeksikan hilang pada 2100. (AFP/Fabrice Coffrini)

ARN24.NEWS
– Setengah dari gletser di Bumi diprediksi bakal hilang pada 2100 karena perubahan iklim. Bagaimana dampaknya terhadap masa depan manusia?


Perkiraan itu dibuat oleh beberapa ahli dalam artikelnya berjudul Global glacier change in the 21st century: Every increase in temperature matters. Artikel tersebut dipublikasikan di situs Science. 


"Kami menghadirkan proyeksi gletser global, dengan pengecualian lapisan es, untuk jalur sosial-ekonomi yang dikalibrasi dengan data untuk masing-masing gletser," tulis salah satu penulis, David R. Rounce dari Department of Civil and Environmental Engineering, Carnegie Mellon University, AS.


Melansir ScienceAlert, para pakar yang terlibat dalam studi ini membuat empat skenario peningkatan temperatur global yakni 1,5 derajat celsius; 2,0 derajat celsius; 3,0 derajat celsius, dan 4,0 derajat celsius.


"Setiap derajat meningkatkan level mencair dan hilangnya gletser," kata Regine Hock dari University of Oslo dan University of Alaska Fairbanks yang juga salah satu penulis studi ini.


"Tetapi itu juga berarti, jika Anda mengurangi peningkatan temperatur, Anda bisa mengurangi kehilangan gletser. Jadi, dengan hal itu ada sedikit harapan," ujarnya menambahkan.


Para pakar mengatakan, jika peningkatan temperatur global dibatasi di angka 1,5 derajat celsius di atas level pra-industrial sesuai dengan kesepakatan iklim Paris Agreement, masih ada 49 persen gletser dunia yang akan hilang pada 2100.


Hal tersebut merepresentasikan 26 persen massa gletser dunia. Pasalnya, gletser yang paling kecil akan menjadi yang pertama terkena dampak.


Saat ini, temperatur global diproyeksikan meningkat sekitar 2,7 persen sesuai dengan perjanjian iklim di COP26. Menurut para pakar, hal itu akan meningkatkan muka air laut sekitar 40 milimeter dan menyebabkan hilangnya gletser di wilayah pertengahan garis lintang Bumi pada tahun 2100.


Wilayah-wilayah itu antara lain Eropa Tengah, bagian barat Kanada, Amerika Serikat, dan Selandia Baru.


"Wilayah dengan es yang relatif sedikit seperti Pegunungan Alpen di Eropa, Kaukasus, Andes, atau sebelah barat AS, mereka kehilangan banyak es pada akhir abad tak peduli bagaimanapun skenarionya," kata Hock.


Kendati pesimistis, Hock mengatakan masih ada sedikit harapan untuk sedikit mengurangi kehilangan gletser itu. Namun itu sangat tergantung kepada para pembuat kebijakan.


"Mungkin saja mengurangi kehilangan gletser lewat aksi manusia. Jika itu terjadi, tentu saja ini adalah urusan para pembuat kebijakan," katanya. (lth/arh)