Notification

×

Iklan

Iklan

Hussein Bawafie Legenda Musik Melayu Modern 'Ikan Dalam Kolam'

Sabtu, 27 Mei 2023 | 08:49 WIB Last Updated 2023-05-27T03:34:11Z

ARN24.NEWS --
Hussein Bawafie, merupakan seniman legendaris dalam dunia musik Melayu. Ia dikenal sebagai seorang seniman yang memiliki andil besar dalam pembaharuan pada musik orkes Melayu Indonesia. Lewat karya-karyanya, Hussein Bawafie berhasil mengubah karekteristik irama musik Melayu dan liriknya, yang awalnya klasik dibuat menjadi lebih energik dan dan modern.

Alat musik yang digunakannya pun lebih berfariasi, termasuk penggunaan mandolin dan piano. Syair lagu yang diciptakannya tidak lagi baku pada penggunaan pantun lama dan prosa, tapi lebih bebas dengan narasi yang menggambarkan alur kehidupan alam, pesan keagungan terhadap Allah SWT dan bernuansa roman.

Lirik lagu yang diciptakan oleh alm Hussein Bawafie yang menggambarkan tentang kisah percintaan sepasang kekasih, dilukiskannya dalam bentuk kiasan kata yang indah, seperti perumpamaan bunga dan kumbang, terkadang ungkapan tentang kekaguman pada sosok wanita dibuatnya dalam bentuk yang jenaka dan menghibur, seperti halnya pada lirik dalam lagu “Ikan Dalam Kolam”.

Lewat revolusi Orkes Musik Melayu yang dirintisnya bersama para seniman maestro orkes Melayu di Jakarta, telah menghantarkan Hussein Bawafie menjadi pemimpin Orkes Melayu Chandralela dan melahirkan artis-artis Dangdut papan atas di tanah air, seperti Ellya Khadam, Elvy Sukaesih, dan lain-lain.

Hussein Bawafie lahir dan besar dalam lingkungan keluarga Betawi yang kental di Gang Lontar, sebuah kawasan yang sudah sejak dahulu banyak dihuni oleh warga Arab Betawi di Tanah Abang, Jakarta.
Tanah Abang atau logat setempat melafalkannya dengan ucapan tenabang, kawasan itu kini ramai sebagai centra belania tekstile terbesar di tanah air, bahkan konon disebut-sebut adalah yang terbesar di Asia Tenggara. 

Sejumlah toko parfum dan oleh-oleh haji di sepanjang jalan, menjadi kesan penguat, bahwa kawasan bersejarah itu sangat lekat dengan corak Betawi dan Arab di Jakarta. Tanah Abang menjadi kawasan bersejarah tempat berkumpulnya kaum pergerakan dan pejuang kemerdekaan sejak masa silam, termasuk keberadaan Jamiat Khair dan berkumpulnya para seniman Betawi dari berbagai jenis aliran seni.

Sebut saja antaranya adalah Sabeni dan Derahman Jeni yang telah menjadi ikon dan tokoh legendaris seni bela diri Betawi di Tanah Abang,  sastrawan lisan (sohibul hikayat) Hadji Ahmad Sofyan Zaid atau A.Sofyan MZ (Jait) dan yang terkenal adalah M.Mashabi, musisi dan pencipta lagu beraliran melayu yang namanya turut diabadikan sebagai pengganti nama ruas jalan di kawasan Tanah Abang.

Kolumnis dan budayawan Betawi alm Alwi Shahab, yang banyak menulis tentang sejarah dan kebudayaan Betawi, juga pernah tinggal dan menetap di kawasan itu dan memiliki kesan dan kenangan yang mendalam selama tinggal di Gang Lontar selama kurang lebih 8 tahun, 1968 – 1976.

Hussein Bawafie menempuh pendidikan dasarnya di sekolah Al-Irsyad Al-Islamiyyah, sekolah modern Islam pertama yang berdiri di Batavia pada 6 September 1914, pendirinya adalah Syaikh Ahmad Surkati yang kelak ditokohkan sebagai motor Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia.

Di sekolah itu, Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Gang Solang Jakarta, Hussein Bawafie bersama seniman Melayu lainnya seperti M.Mashabi, Munif Bahasuan, Lutfi Mashabi, dan sejumlah seniman musik lainnya, mereka menempuh pendidikan di almamater yang sama.

Almarhum Hussein Badjerei, tokoh dan sejarawan Al-Irsyad yang juga aktiv dalam dunia perfilman Indonesia dan sosoknya yang dikenal akrab dengan Iis Dahlia ini, juga merupakan alumni sekolah Al-Irsyad di Gang Solang.

Sosok Syech Albar, pemain gambus legendaris ayah musisi Ahmad Albar, juga merupakan alumni dari Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Batavia, bersama sederet panjang alumni lainnya yang kelak tampil menjadi tokoh para penggerak dan pejuang kemerdekaan Indonesia seperti dua di antaranya adalah Pahlawan Nasional, yaitu Abdurrahman (AR) Baswedan (kakek Anis Baswedan) dan HM Rasyidi, Menteri Agama pertama RI.

Tb Sjoe’aib Sastradiwirja, tokoh perintis kemerdekaan yang turut berjuang untuk Indonesia lewat seni dengan ikut mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia disingkat Persagi, juga merupakan alumnus sekolah Al-Irsyad di Gang Solang dan aktif di almamater sekolah tersebut hingga di akhir hayatnya.

Syair dalam lirik lagu yang diciptakan oleh Hussein Bawafie, adalah ungkapan yang menuntun agar manusia selalu dekat dengan Rabb-nya sebagai yang Maha Pencipta yang wajib untuk diibadahi, seperti pada judul lagu “Harta dan Benda”.

Penghayatannya atas karunia yang dimilikinya sebagai hasrat seorang seniman yang telah melahirkan karya emas atas lagu-lagunya itu, seakan menjadi wasiatnya sebagai seorang seniman yang terlukiskan pada judul lagu “Pesanku” dan “Khayal dan Penyair”.  Judul lagu “Pesanku” hits dinyanyikan oleh Munifa Alamudi dalam sebuah sebuah kanal YouTube yang diunggah oleh Latansa Official.

Di akhir masa senjanya sebelum wafat, Hussein Bawafie aktif dalam dakwah, berceramah dari kampung ke kampung, dari rumah ke rumah, terutama di bilangan Serpong, Tanggerang Banten. (hdy/nt)