Notification

×

Iklan

Iklan

Banjir Lahar Dingin Terjang Agam Sumbar, 15 Orang Tewas

Minggu, 12 Mei 2024 | 13:20 WIB Last Updated 2024-05-12T06:20:57Z

Banjir lahar dingin menerjang kawasan pemukiman di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat. (Foto: ANTARA FOTO/)

ARN24.NEWS
– Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan mengakibatkan 15 orang meninggal dunia. Pencarian korban dilakukan petugas gabungan di tiga kecamatan terdampak hingga hari ini, Minggu (12/5/2024).


Berdasar data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, dari total belasan korban tersebut, 11 orang ditemukan di wilayah Kecamatan Canduang dan empat orang di Kecamatan Sungai Pua.


"Petugas gabungan yang dikoordinasikan oleh BPBD Kabupaten Agam masih melakukan upaya-upaya penanganan darurat bencana," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis.


Ia menjelaskan banjir pandang menerjang setelah hujan lebat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan IV Koto.


Di wilayah Kecamatan Canduang, dari 11 korban yang dievakuasi sebanyak empat orang telah teridentifikasi. Sedangkan sisanya masih dalam proses identifikasi.


Selain korban jiwa, sebanyak tujuh warga Kecamatan Canduang yang mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat.


Petugas Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Agam melaporkan sekitar 90 unit bangunan terendam, baik tempat tinggal warga, fasilitas umum dan tempat usaha.


Sedangkan di Kecamatan Sungai Pua, warga yang luka-luka telah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Data sementara, korban meninggal sebanyak empat orang, dengan rincian tiga orang yang telah teridentifikasi dan satu lainnya masih dalam proses identifikasi.


Sementara itu, di Kecamatan IV Koto, banjir merendam di Nagari Koto Tuo. Sekitar 60 warga dievakuasi menuju SMPN 1 Koto Tuo. Sedangkan sejumlah rumah, 20 tempat usaha dan 1 sekolah tergenang banjir di wilayah itu.


Muhari menjelaskan BPBD terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan nagari yang terdampak bencana.


"Hingga kini, pihak BPBD masih terus memutakhirkan data bangunan terdampak, baik rumah, fasilitas umum dan tempat usaha," katanya. (cnn/sh)