Notification

×

Iklan

Iklan

Tingkat Kelahiran Anak di Jepang Semakin 'Langka'

Sabtu, 08 Juni 2024 | 13:42 WIB Last Updated 2024-06-08T06:42:43Z

Ilustrasi Tingkat kelahiran anak di Jepang mencapai rekor terendah baru. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
– Tingkat kelahiran di Jepang, jumlah anak yang diperkirakan akan dimiliki oleh seorang perempuan seumur hidupnya, mencapai rekor terendah baru dengan 1,20 pada tahun 2023, menurut data Kementerian Kesehatan yang dirilis belum lama ini.


Angka terbaru ini turun 0,06 poin dari tahun sebelumnya pada tahun 2022 dan merupakan angka terendah sejak pemerintah mulai melakukan pencatatan pada tahun 1947. Hal ini menunjukkan betapa cepatnya penuaan masyarakat di negara tersebut.


Angka kelahiran, atau angka kesuburan total, telah menurun selama beberapa dekade. Angka tersebut mencapai 1,76 pada tahun 1985, kemudian turun menjadi 1,45 pada tahun 2015 dan 1,33 pada tahun 2020 karena semakin banyak perempuan yang memilih untuk menikah dan memulai sebuah keluarga di kemudian hari.


Usia rata-rata seorang wanita melahirkan anak pertamanya adalah 31,0 pada tahun 2023; pada tahun 1975, usia rata-rata adalah 25,7 tahun.


"Enam tahun ke depan sebelum kita mencapai tahun 2030-an, ketika jumlah generasi muda menurun, adalah kesempatan terakhir kita untuk mengubah tren depopulasi," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi dikutip dari The Japan Times.


Hal yang paling mengkhawatirkan, 47 prefektur di Jepang mengalami penurunan angka kelahiran, yang menunjukkan bahwa tren tersebut terjadi secara nasional.


Tokyo memiliki skor terendah, dengan 0,99, turun dari 1,04 pada tahun 2022, diikuti oleh Hokkaido dengan 1,06. Okinawa memiliki tingkat kelahiran tertinggi yaitu 1,60, diikuti oleh Prefektur Miyazaki dan Nagasaki masing-masing sebesar 1,49.


Data tersebut juga menunjukkan bahwa populasi secara keseluruhan akan terus menurun di tahun-tahun mendatang.


Jumlah kelahiran mencapai rekor terendah yaitu 727.277, turun 43.482 kelahiran dari tahun 2022. Pernikahan turun menjadi 474.717, yaitu 30.213 lebih sedikit dibandingkan tahun 2022. Jumlah perceraian meningkat menjadi 183.808, atau 4.709 lebih banyak dibandingkan tahun 2022.


Secara keseluruhan, jumlah penduduk turun sebanyak 848.659 orang pada tahun 2023, jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian, penurunan terbesar yang pernah tercatat. (dth/sh)