Notification

×

Iklan

Eks Anggota JI Gelar Tabligh Akbar di Langkat, Serukan Ukhuwah dan Tolak Takfir

Jumat, 30 Mei 2025 | 18:25 WIB Last Updated 2025-05-30T11:31:50Z
Dua mantan anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI), Arianto Susetyo Zatmiko alias Fattahudin Zatmiko dan Dedek Nurjannatah, menggelar kegiatan Tabligh Akbar dan santunan bagi kaum duafa di Masjid Baitul Falah, Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Selasa (27/5/2025).


ARN24.NEWS
– Dua mantan anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI), Arianto Susetyo Zatmiko alias Fattahudin Zatmiko dan Dedek Nurjannatah, menggelar kegiatan Tabligh Akbar dan santunan bagi kaum duafa di Masjid Baitul Falah, Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Selasa (27/5/2025).


Kegiatan yang mengusung tema “Sinergi Membangun Negeri” ini dihadiri sekitar 100 jemaah dari berbagai kalangan masyarakat. Selain sebagai ajang silaturahmi, acara ini juga menjadi bentuk komitmen nyata para mantan anggota kelompok radikal yang telah kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta mengamalkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.


Dalam tausiyahnya, Arianto menyampaikan materi bertajuk “Takfir: Ketika Saudara Seiman Dianggap Kafir”. Ia menegaskan bahwa praktik saling mengkafirkan sesama Muslim (takfir) merupakan ancaman serius terhadap persatuan umat.


“Takfir adalah tindakan berbahaya yang bisa memecah belah umat Islam. Bahkan, orang yang melakukan takfir tanpa dasar yang benar bisa tergelincir dalam kekufuran itu sendiri,” ujarnya.


Arianto merujuk pada QS. An-Nisa: 94 yang memperingatkan umat Islam agar tidak gegabah mengkafirkan sesama Muslim yang menunjukkan tanda-tanda keimanan. Ia juga menekankan pentingnya memahami perbedaan dalam ijtihad sebagai bagian dari keragaman pemikiran dalam Islam, bukan sebagai alasan untuk menyesatkan apalagi mengkafirkan.


Sementara itu, Dedek Nurjannatah mengangkat tema “Merawat Ukhuwah, Menolak Perpecahan”. Ia menyerukan pentingnya ukhuwah Islamiyah sebagai pondasi utama dalam membangun umat dan menjaga keutuhan bangsa.


“Ukhuwah adalah karunia besar dari Allah SWT. Jangan sampai kita kembali pada perpecahan yang hanya melemahkan kekuatan umat,” tegasnya.


Dedek mengutip QS. Al-Hujurat: 10 yang menyatakan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara dan harus saling mendamaikan saat terjadi perselisihan. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai dasar pemersatu, menghindari fanatisme kelompok, serta meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.


Setelah sesi tausiyah, kegiatan dilanjutkan dengan penyaluran santunan kepada warga kurang mampu di Desa Sidomulyo. Bantuan diberikan langsung kepada para penerima sebagai wujud kepedulian sosial sekaligus penguatan hubungan antara ulama dan masyarakat.


Dalam penutupan acara, Arianto kembali mengingatkan pentingnya memperkuat komitmen kebangsaan dan menjaga keutuhan negeri.


“Mari kita jaga keutuhan negara kita tercinta dengan menaati aturan dan peraturan yang berlaku. Kita bangun negeri ini bersama, dalam semangat damai dan ukhuwah,” ucapnya.


Kegiatan ini mendapat apresiasi dari masyarakat setempat yang berharap kegiatan serupa terus dilaksanakan guna memperkuat harmoni sosial dan pemahaman Islam yang moderat di tengah masyarakat. (EL Tarigan)