Notification

×

Iklan

Anak Durhaka Penganiaya Ibu Kandung Kabur Bawa 2 Bocil

Selasa, 15 Februari 2022 | 20:14 WIB Last Updated 2022-02-15T13:23:12Z

Suryati (64) korban penganiayaan anak kandungnya. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
-- Anak durhaka diduga pecandu narkoba yang tega menganiaya dan mengusir ibu kandungnya sendiri, Suryanti (64) hingga kepalanya bocor bersimbah darah, ternyata sudah kabur melarikan diri. Pelaku berinisial GS (34) kabur membawa dua bocah kecil (bocil) berumur sekitar 5 dan 7 tahun yang merupakan cucu korban.


Pengacara korban, Dedi Suheri saat diwawancarai di Mapolrestabes Medan, Selasa (15/2/2022) mengatakan bahwa info terakhir yang terima saat ini, pelaku membawa cucu korban. Degan kaburnya pelaku membawa dua bocil membuat korban semakin khawatir. 


"Korban takut terjadi apa-apa dengan cucunya, karena pelaku ini sering memukuli cucunya. Pelaku diperkirakan kabur di seputaran Kota Medan," ungkap Dedi.


Pengacara korban beharap kepada pihak kepolisian agat segera mungkin untuk menangkap pelaku. Agar korban nyaman supaya cucu nenek ini juga bisa dikembalikan. Karena kita takut jika cucunya bisa jadi korban penganiayaan.


"Saat ini pihak Polrestabes Medan bersama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Deliserdang sudah turun ke lokasi untuk menemui korban. Pengacara korban membeberkan kalau penyebab pelaku tega menyiksa ibu kandungnya karena dipengaruhi narkoba," ungkapnya sembari menambahkan jika pelaku sering memukul mamaknya sembari membawa klewang.


Sebelumnya, dengan kondisi kepala berdarah akibat dianiaya anak kandungnya sendiri berinisial GS (34) yang pecandu narkoba, Suryati (64) warga Dusun II Jalan Sei Mencirim Desa Payageli, Sunggal mendatangi Mapolrestabes Medan untuk membuat laporan, Senin (14/2/2022). 


Saat diwawancarai, wanita tua itu mengaku sudah sering dipukuli pelaku yang merupakan anak kandungnya.


"Saya sering dipukuli jika tidak diberikan uang," ungkap Suryati sembari memegang kepalanya yang berdarah.


Suryati menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan perutnya, dia hanya bekerja sebagai tukang bersih-bersih masjid dan pesantren. 


"Kerjaan sampingan saya hanya memulung barang-barang bekas di jalan untuk dapat uang. Sehari paling dapat Rp 10 Ribu atau Rp 20 Ribu. Sedangkan anak saya, GL meminta lebih dari itu," bebernya.  


Korban menjelaskan bahwa kedatangannya ke Mapolrestabes Medan untuk melaporkan anaknya yang telah melempar kepalanya hingga berdarah. 


"Saya sudah tidak tahan lagi makanya saya melapor. Tadi pagi saya didatangi ke masjid, pelaku minta uang sama saya. Karena saya tidak ada uang, kepala saya dilempar handphone hingga koyak. Saya harap pelaku segera ditangkap," harapnya sembari meneteskan air mata. 


Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol M Firdaus yang dikonfirmasi mengatakan akan segera memproses laporan tersebut. 


"Nanti akan kita proses," tegasnya singkat.(sh)