Notification

×

Iklan

Iklan

Presiden Iran Menolak Diwawancarai Jurnalis Tak Berjilbab

Jumat, 23 September 2022 | 14:06 WIB Last Updated 2022-09-23T07:06:49Z

Wartawan CNN, Christiane Amanpour, batal wawancara dengan Presiden Iran Raisi karena diminta berkerudung (Sumber foto: Twitter @amanpour)

ARN24.NEWS
– Presiden Iran Ebrahim Raisi menolak diwawancarai oleh jurnalis CNN, Chiristiane Amanpour jika tidak memakai jilbab. Ajudan Raisi menyatakan wawancara tidak akan digelar bila Amanpour tidak memakai kerudung.


Dilansir detikNews dari BBC, Jumat (23/9/2022), Amanpour menyatakan dia tidak pernah menerima permintaan dari presiden lain yang pernah dia wawancarai sebelumnya. Kini, Presiden Iran memintanya mengenakan kerudung.


Awalnya wawancara antara Amanpour dan Raisi akan digelar di wilayah AS, bukan Iran, di sela kehadiran Presiden Raisi pada Sidang Majelis Umum PBB. Namun di tengah proses, ajudan Presiden Raisi memintanya memakai kerudung. 


"Kita ini di New York, tempat tanpa aturan atau tradisi penggunaan kerudung," kata Amanpour lewat Twitter.


Ajudan itu menyatakan ini adalah "masalah menghargai" saja. Amanpour menolak.


Jurnalis yang berbasis di AS itu kemudian mengunggah foto dirinya tanpa kerudung, duduk di depan kursi kosong yang sedianya ditempati Raisi.


Pihak Raisi sempat menjelaskan ini karena situasi di Iran menyebabkan Amanpour perlu berkerudung. Belakangan, ada topik ramai luar biasa dari Iran, yakni kematian seorang tahanan perempuan diduga karena melanggar aturan berjilbab.


Berita itu menyebabkan protes massa. Mahsa Amini (22) mengalami koma dalam kerusuhan karena ditangkap polisi. Aparat dinyatakan memukul kepala Amini dengan pentungan dan mengempaskan kepalanya ke kendaraan polisi. Namun secara resmi, polisi menyatakan Amini mengalami gagal jantung.


Protes sudah mencapai hari ke tujuh. Demonstrasi digelar di 80 kota di Iran. Total, sudah ada 17 orang yang tewas dalam unjuk rasa itu.


Menurut CNN, Presiden Iran yang membatalkan wawancara. Menurut berita yang dilansir CNN sendiri, Presiden Iran Ebrahim Raisi-lah yang membatalkan wawancara itu. Amanpour sendiri sebelumnya sudah siap mewawancarai Raisi, namun dia menolak menutupi rambutnya, syarat yang dimintai Raisi.


"Presiden Iran Ebrahim Raisi membatalkan wawancara yang telah lama dipersiapkan dengan kepala pembawa berita internasional, Christiane AManpour, di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa' di New York, Kamis, setelah dia menolak permintaan di menit akhir untuk mengenakan kerudung," demikian CNN menuliskan beritanya.


Sebelum dipastikan batal, tim CNN tersebut sudah menunggu 40 menit. Akhirnya, muncullah syarat pengenaan kerudung itu. Amanpour secara sopan menolak.


Amanpour sendiri tumbuh besar di Ibu Kota Iran, Tehran. Dia fasih berbahasa Farsi. Dia mengenakan kerudung bila menjalankan liputan di Iran untuk menyesuaikan dengan adat dan hukum setempat. Namun, wawancara ini bukan di Iran.


"Saya dengan sangat sopan menolak atas nama diri saya dan CNN, dan jurnalis perempuan di manapun karena ini bukanlah syarat," kata AManpour dalam acara CNN, New Day. (astj/dts)