Notification

×

Iklan

Iklan

2 Penambang Emas Ilegal di Madina Tewas Tertimbun Longsor (1 Korban Tercatat Guru Honorer)

Selasa, 04 Oktober 2022 | 13:23 WIB Last Updated 2022-10-04T06:24:02Z

ARN24.NEWS --
Mengenaskan! Dua penambang emas ilegal tewas tertimbunn tanah longsor. Mirisnya lagi, seorang di antara korban masih berstatus guru honorer. Kini, kasus tersebut tengah ditangani pihak kepolisian. 

Ya, informasi diperoleh, kedua korban merupakan Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) alias ilegal. Korban tewas yakni Wawan (25) berstatus guru honorer dan Mendah (40) warga Desa Lancat, Kecamatan Lingga Bayu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang ditemukan meninggal dunia tertimbun tanah longsor, Senin (3/10/2022) sekira pukul 15.00 WIB. 

Awalnya, kedua korban coba mencari tambahan nafkah sebagai pekerja tambang emas ilegal di sana. Dengan menggunakan alat sederhana berupa mesin dompeng, keduanya masuk ke dalam lobang besar. Memang, kata warga, lobang besar itu dulunya bekas tambang milik PT Madinah Madani Mining (M3) di Kelurahan Tapus, Kecamatan Lingga Bayu.

Nah, saat kondisi hujan gerimis itu, kedua korban beserta pekerja lainnya sibuk menguras tanah yang berada di lokasi. Namun tak lama berselang, suara gemuruh datang dari atas bukit. Grummmmm....runtuhan tanah langsung meluncur ke bawah. 

Sejumlah rekan kerja korban ternyata mampu menyelamatkan diri. Hanya saja, korban Wawan dan Mendah tak lagi sanggup bangkit. Sehingga tanah yang jatuh dari bukit langsung menimpa mereka. 
Setelah kejadian itu, sekira pukul 15.30 WIB, korban berhasil dikeluarkan dari timbunan di kedalaman lebih kurang 8 meter. Usai itu barulah diketahui bahwa kedua korban telah dijemput ajal. 

Kapolres Madina, AKBP HM Reza CAS melalui Kapolsek Lingga Bayu, AKP Marlon Rajagukguk ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa yang memilukan tersebut.

Dijelaskan, berdasarkan informasi yang ia terima, lokasi kejadian itu bekas PT M3. "Info kita dapati kejadian sekira pukul 15.00 WIB," imbuhnya. 

"Ini saya masih di jalan menuju lokasi. Tadi kebetulan ada acara di mako Polres. Setelah saya dapat info tentang pertistiwa ini, saya langsung gerak ini ke lokasi. Dan info yang saya dapat dari anggota, korban sudah disemayamkan oleh keluarga," ungkapnya di ujung telepon.

Diuraikannya, bahwa salah seorang yang menjadi korban adalah pemilik mesin. "Infonya, korban Wawan yang punya mesin dompeng. Mereka ada enam orang satu group. Kita tindaklanjuti untuk pemeriksaan saksi-saksi," sebutnya. 

Terkait peristiwa ini, Marlon juga menyampaikan belum bisa berasumsi apa penyebab pastinya. Dari sejumlah keterangan, katanya, menyebutkan kejadian longsor di lobang yang digali oleh penambang dompeng yang menjadi penyebab korban meninggal dunia. 

"Saat kejadian, korban sedang kerja di lokasi lobang yang tanahnya tiba-tiba longsor. Pastinya besok setelah kita periksa saksi-saksi, bagaimana kronologis sebenarnya. Sebab, komunikasi dengan anggota di lapangan juga susah sinyalnya," punkasnya. (saze/edt)