Notification

×

Iklan

Iklan

Laga Pembukaan Qatar vs Ekuador Hari Ini: Belati Peruntuh Stigma Piala Dunia 2022

Minggu, 20 November 2022 | 11:11 WIB Last Updated 2022-11-20T04:11:04Z

Qatar punya persiapan sangat matang jelang melawan Ekuador di Piala Dunia 2022. (REUTERS/IBRAHEEM AL OMARI)

ARN24.NEWS
– Duel Qatar vs Ekuador pada laga pembuka Piala Dunia 2022, Minggu (20/11/2022), jadi ajang pembuktian tuan rumah. Melawan tim yang dihuni banyak pemain dari klub-klub Eropa, Qatar bisa memberikan kejutan.


Timnas Qatar adalah tim yang paling siap menyongsong Piala Dunia 2022. Selama 2022, Qatar melakoni 21 pertandingan atau yang terbanyak di antara 32 kontestan lainnya.


Tim ini pun berproses dengan sangat keras sejak pertama kali mencanangkan diri menjadi tuan rumah pesta sepak bola sejagad ini. Pelatih Felix Sanchez adalah salah satu sosok yang dipersiapkan dengan matang.


Lelaki yang memulai karier kepelatihannya di akademi Barcelona ini telah berkecimpung sepak bola Qatar sejak 2006. Dimulai dari Akademi Aspire berlanjut ke Qatar U-19 lantas U-23 dan tim utama sejak 2017.


Bisa dibilang seluruh pemain yang ada di dalam tim The Maroon adalah hasil pengamatan matang Sanchez. Karenanya Sanchez dengan teguh beranggapan Qatar sangat layak tampil di Piala Dunia 2022, bukan sekadar tuan rumah.


Buktinya Qatar menjadi juara grup Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang juga Kualifikasi Piala Asia 2023. Dari delapan pertandingan, Hassan Al-Haydos dan kawan-kawan menang tujuh kali dan hanya sekali imbang.


Dua bulan sebelum Piala Dunia 2022, Qatar melakoni lima pertandingan uji coba. Lima lawan di antaranya berasal dari benua Amerika. Pilihan ini jelas sebagai antisipasi untuk pertandingan pertama melawan Ekuador.


Dalam peringkat FIFA, Ekuador berada di posisi ke-44 atau terpaut enam tangga dengan Qatar. Artinya, secara kualitas permainan Qatar dengan Ekuador tidak terlalu jauh bak artik dan antartika.


Pada saat yang sama Ekuador hanya melakoni tiga laga uji coba sebelum tampil di Piala Dunia 2022. Hasilnya semua imbang. Yang menarik semua lawan Ekuador adalah tim asal Asia, atau sengaja membidik Qatar.


Berkaca dari Piala Dunia lima edisi terakhir atau sejak 2002, tak pernah tuan rumah kalah dalam laga pembuka. Bukan semata-mata karena faktor tuan rumah, tetapi juga soal kesiapan itu sendiri.


Yang perlu dicatat pula, Qatar menjadi tuan rumah dengan beragam stigma atau pandangan negatif. Karenanya laga perdana melawan Ekuador menjadi sarana paling pas untuk meruntuhkan stigma-stigma itu.


Bahkan media-media Eropa dan Amerika sampai membuat isu bahwa Qatar menyuap delapan pemain Ekuador agar mengalah. Tak bukti nyata, tetapi isu itu didengungkan secara lantang.


Qatar tampil di Piala Dunia 2022 dengan delapan pemain keturunan atau pemain yang tidak lahir di dalam negeri. Ini membuat Qatar makin solid dan kukuh.


Kedelapan pemain tersebut adalah Pedro Miguel (Portugal), Musab Khederl, Almoez Ali (Sudan), Mohammed Waad (Irak), Ali Assadalla (Bahrain), Karim Boudiaf (Prancis), Ahmed Alaaeldin (Mesir), dan Muhammed Muntari (Ghana).


Nama pertama yang lebih dikenal dengan sebutan Ro Ro adalah pemain naturalisasi. Bek 32 tahun ini pertama kali membela Qatar pada 29 Maret 2016. Salah satu pencapaiannya adalah juara Piala Asia 2019.


Menariknya semua pemain Qatar tidak ada yang tampil di luar negeri. Qatar jadi satu-satunya di Piala Dunia 2022 yang tidak diperkuat pemain yang berkompetisi di Eropa, Afrika, atau Amerika.


Ini berdampak pada masa persiapan tim. Saat negara lainnya belum bersiap karena pemainnya berkompetisi, Qatar sudah bersiap sejak akhir September. Ini karena kompetisi di Qatar sudah rehat.


Kompetisi kasta tertinggi Qatar musim 2022/2023 terakhir kali bergulir pada 14 September. Liga paling elite Qatar ini sengaja diistirahatkan lebih dini untuk memberi waktu pada tim nasional melakukan pemusatan latihan.


Ini dilakukan karena Qatar akan melawan tim-tim tangguh dari tiga benua berbeda. Tanpa persiapan yang panjang dan matang, Qatar yakin tim mereka akan jadi bulan-bulan lawan yang lebih kuat.


Tergabung di Grup A yang diisi Belanda, Senegal, dan Ekuador, jelas bukan kumpulan tim yang mudah diatasi oleh Qatar. Mereka adalah tim terlemah jika acuannya adalah peringkat FIFA.


Karenanya Sanchez menyusun program uji coba melawan tim-tim Amerika Utara (CONCACAF). Harapannya jelas bisa mengatasi Ekuador yang merupakan salah satu tim tangguh dari Amerika Selatan (CONMEBOL).


Kepercayaannya, kemenangan pada laga perdana akan membuka jalan lolos ke babak 16 besar. Qatar yang belum pernah tampil di Piala Dunia ingin mengukir sejarah dengan langsung lolos dari babak grup.


Akankah asa itu terwujud? Data, fakta, juga sejarah mengarah ke sana. Stigma bahwa Qatar tidak layak tampil di Piala Dunia sudah sepantasnya dipotong dengan belati, yakni permainan ciamik. (har)