![]() |
Saze Parinduri (Tim Redaksi ARN24.NEWS) |
ARN24.NEWS -- Setengah perjalanan sudah gelaran Piala Dunia 2022. Desember di musim penghujan dihibur dengan pertandingan olahraga kelas jagat raya. Ya, itulah dia event empat tahunan penuh dengan sensasi, pertarungan mental, marwah dan pastinya gengsi.
Qatar 2022 penuh keberagaman. Dari berbagai suku, ras hingga perwakilan negara di lima benua limpah ruah di sana. Suasana hening (kadang0 terjadi. Begitu juga gemuruh bagi kalangan suporter merayakan kemenangan. Duka, tak henti menyelimuti untuk tim yang kalah.
Kepedihan pun tak luput. Seperti halnya pelatih Korea Selatan, Paulo Bento. Sang manager asal Portugal itu melepas jabatan setelah Tim Ginseng menderita kekalahan saat membesut Brasil. Apakah ini memalukan? Ada yang bilang 'ya', tapi banyak pula yang berkata 'tidak'. Sebab Paulo Bento telah memberi warna bagi negara Asia di gelaran Piala Dunia 2022 ini.
Berlanjut dua pekan si Kulit Bundar bergulir di delapan stadion megah di lima kota besar di Qatar. Al-Bayt Stadium di Kota Al Khor dengan kapasitas 60 ribu penonton. Stadion Al Bayt punya teknologi tercanggih di Qatar dengan disertai sistem pendingin internal. Lalu, Stadion Al-Janoubdi di kota Al Wakrah, 21 km dari Doha dengan kapasitas 40 ribu penonton yang di desain khusus serupa perahu tradisional setempat.
Stadion Al-Thumama di Kota Al-Thumama. Stadion ini berbentuk topi tenun tradisional Timur Tengah dengan jumlah penonton 20 ribu. Stadion 974 berlokasi di Kota Doha memiliki kapasitas 40 ribu penonton. Nama stadion ini diambil dari panggilan kode internasional Qatar, yaitu +974. Yang unik dari stadion ini adalah konstruksinya yang menggunakan 974 kontainer baja bekas yang dimodifikasi sedemikian rupa.
Stadion Internasional Khalifa dikenal sebagai Stadion Nasional di Kota Al Rayyan kapasitas 40 ribu penonton. Stadion Ahmed bin Ali berkapasitas hampir 45 ribu penonton ini terletak di Kota Al Rayyan. Stadion Education City Stadium di Kota Al Rayyan dengan jumlah penonton sebanyak 45 ribu dan terakhir Stadion Iconic di Kota Lusail. Stadion ini merupakan yang terbesar di Qatar yang bisa menampung hingga 80 ribu penonton.
Dan selama dua pekan itu pula, fase delapan besar pun usai. Ada empat tim yang menuju babak hidup mati selanjutnya. Belanda bertemu Argentina, Inggris bertarung dengan Prancis, Brasil bersua Kroasia dan terakhir Maroko, si Singa Atlas menghadapi Portugal.
Dari 8 tim cuma ada satu tim saja yang lolos dari Eropa dan zona Amerika. Yakni Maroko setelah menyingkirkan Spanyol alias El Matador. Singa Atlas sendiri mengukir sejarah untuk pertama kalinya menuju babak perempat besar. Mereka termasuk dua tim kuda hitam, selain Kroasia. Dari sejumlah literasi, sepertinya Belanda harus angkat koper setelah bertemu Argentina.
Untuk Inggris versus Prancis, keduanya akan bermain ketat. Pun begitu besar kemungkinan Prancis menendang Timnas dari Negeri Ratu Elisabeth itu. Bagaimana dengan Kroasia kontra Brasil? Ya, dominasi pasti dikuasai Brasil. Apalagi Tim Samba di 2022 ini ingin kembali merengkuh Piala Dunia untuk keenam kalinya.
Nah, pertemuan terakhir adalah Maroko bentrok dengan Portugal. Gaya permainan Portugal yang biasa disapa Selecao hampir mirip dengan Timnas Spanyol asuhan Luis Enrique. Laga ini bisa jadi masih milik Singa Atlas. Dengan catatan apabila melewati tahap tos-tosan atau adu penalti.
Pertanyaan selanjutnya, siapa yang pemilik Piala Dunia 2022 ini? Untuk akhir perjalanan Piala Dunia 2022 kemungkinan antara Prancis dengan Brasil. Pun begitu ini sekadar reka belaka dan pastinya wajib disaksikan siapa jawara Dunia 2022. (*)