Notification

×

Iklan

Iklan

Owner 'Arjuna Farm' Suhairi Saiman: Termotivasi Karena Tertipu

Senin, 26 Desember 2022 | 18:03 WIB Last Updated 2022-12-26T11:03:23Z
Owner Arjuna Farm, Suhairi Saiman (baju kaos lengan panjang).

ARN24.NEWS --
Semua ada hikmahnya dan semua ada jalannya. Yang penting tetap belajar dan mau berusaha. Dan yang paling penting tak ada kata terlambat untuk membuka bidang usaha. Demikian pesan itu disampaikan Owner 'Arjuna Farm' Suhairi Saiman di lokasi usahanya di Jalan Satria, Desa Mekar Sari, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang, Senin (26/12/2022) siang. 

"Ya, karena awal saya pun buat usaha peternakan kambing dan domba ini bermula karena saya sendiri tertipu," kata Suhairi Saiman yang ternyata mantan Kepala Sekolah SMA Negeri I Medan ini membuka pembicaraan kepada tetamu. Nah, sejak pensiun dari SMA Negeri I Medan, sekira tahun 2021, kemudian pria 61 ini konsen mengembangkan usaha ternak kambing yang diberi nama 'Arjuna Farm' tersebut. 

Pun demikian, lanjut ayah tiga putra dan seorang putri ini, usaha ternak kambing dan domba itu dimulainya pada tahun 2019. "Masa-masa itu kan lagi berkembangnya pandemi Covid-19. Jadi karena 
pembelajaran dilakukan secara daring, maka saya memanfaatkan lahan dan usaha saya ini untuk pembelajaran secara visual," tukasnya. 

Sedangkan mula 'Arjuna Farm' sendiri adalah sejak dirinya dipindahtugaskan dari Kepala Sekolah SMA 1 Perbaungan (Sergai) ke Medan. "Dulu (waktu di Sergai) saya juga sudah berminat pelihara ternak kambing. Namun tak berjalan mulus. Saya merasa ditipu oleh teman saya. Dari situ saya berpikir dan mengambil semua ternak kambing saya kepada teman itu. Bahkan sempat saya kesal mau menjual  semua kambing sebanyak 10 yang saya punya," imbuhnya. 

Setelah hewan berkaki empat tersebut dibawa pulang ke rumah, rupanya putri dan putri Suhairi seperti tak rela 10 ekor kambing itu dijual. Kepada Suhairi, para anaknya bilang agar 10 ekor kambing tersebut kembali dimanfaatkan. 

"Alhasil, anak-anak saya menyanggupi untuk mengurus kambing-kambing ini. Pun akhirnya kami harus berinovasi dengan pengembangan ternak kambing lainnya. Saya membeli bibit-bibit kambing silang, seperti yang ada sekarang di peternakan ini," ulasnya sembari menambahkan ada sekira 8 jenis kambing yang dipelihara dan diternakkan. 

Di antaranya jenis Merino, Suffok, Hair Shep, Saanen, Sapera, Anglopera, Jawa Randi dan Dorper. Dari 8 jenis kambing dan domba itu kini Suhairi telah memiliki 100 ekor hasil persilangan tersebut. Demi memberi nyaman pengunjung, Suhairi telah memisahkan kotoran dengan urine kambing. 

"Jadi saya memang ingin mengubah mainsheet kebanyakan orang saat ini. Sebab menurut orang kalau bertandang atau beternak kambing mengeluarkan bau dan aroma yang menyengat. Tapi dengan adanya pemisahan urine dan kotoran kambing atau domba, toh nyatanya baunya begitu berkurang. Ditambah lagi paling tidak sebulan sekali kita tetap memandikan kambing-kambing di sini. Kita ingin agar siapa pun yang bertandang ke sini tetap nyaman, bisa mendapat ilmu dan lainnya," beber Suhairi. 

Dan itu terbukti saat kru mengunjungi 'Arjuna Farm' bau menyengat yang bisa 'menakutkan' itu sama sekali hilang. Begitu juga dengan kebersihan kandang sangat dijaga oleh karyawan Arjuna Farm. 

"Untuk belajar pengembangbiakan ternak ini sampai-sampai anak saya harus belajar ke Yogyakarta. Begitu juga dengan bentuk kandang, pakan ternak dan sebagaimnya. Kalau cuma kita mengandalkan pakan ternak dari rumput, sudah pasti hasil pertumbuhan dan berat kambing tidak begitu signifikan. Jadi kita mengolah sendiri pakan ternak untuk mendorong pertumbuhan dan bobot kambing itu sendiri," sahut eks Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Delitua ini lagi. 


Caranya, lanjut Suhairi, dengan mengolah tungkul jagung dicampur dengan 'ramuan' lainnya. "Tungkul jagung itu kita racik dan diendapkan. Pakan ternak ini tahan dan tidak berbau," sebutnya. 

Secara bisnis, ternak kambing atau domba yang cuma mengharapkan dagingnya, itu sama sekali tak maksimal. Ya, katanya, untung pasti ada tapi sedikit. Untuk menutupi coast opeasinal, Suhairi lebih memaksimalkan penjualan susu kambing. Jenis domba Saanen dan Sapera saja, katanya, susunya bisa diperah tiga hari sekali. 

"Bahkan kalau kita lambat memerah susunya, kambing atau domba itu bisa menjerit, ya seperti kesakitan gitu," ujar Suhairi sambil tertawa kecil. Selain itu, Suhairi juga kerap mencukur bulu domba. Bulu domba tersebut bisa dimanfaatkan untuk material bantal tidur. 

"Setelah bulu domba kita cukur kemudian dibersihkan, hasilnya bisa kita jual dan terkadang dimanfaatkan untuk dijadikan material dalam bantal tidur," bebernya. 

Sejauh ini Suhairi bersama anak-anaknya tak cuma menyediakan perahan susu kambing murni, tapi juga menjualnya dalam bentuk kemasan. Pemanfaatan lainnya yakni menjual daging kambing/domba qurban, menerima pesanan aqiqah dan juga menjual bibit kambing/domba berkualitas. 

"Saya ingin usaha ini, selain untuk lahan mencari rezeki juga sebagai edukasi bagi pelajar atau tetamu yang datang ke sini," pungkasnya. (saze)