Notification

×

Iklan

Iklan

Di Balik Kisah Anak Durhaka dari Jalan Tuba Gegara Candu Narkoba

Rabu, 03 April 2024 | 21:43 WIB Last Updated 2024-04-03T18:56:42Z
Tersangka Wem Pratama tega menghabisi nyawa ibu kandungnya. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS --
Rabu (3/4/2024), tepatnya Ramadhan ke 23. Kisah duka terhampar dari Kota Medan. Anak Durhaka, ya begitu biasa orang menyebut kasus yang terjadi di Jalan Tuba III, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai. 

Sang anak, Wem Pratama tega menghabisi nyawa ibu kandungnya, Megawati. Di tengah usia renta 56 tahun, ibu yang seharinya membanting tulang mencari nafkah tersebut harus meregang nyawa di sebilah pisau cutter. Mirisnya, pelaku berusia 34 tahun ini malah mengaku sama sekali tak menyesal telah membunuh ibunya tersebut. 

Wem Pratama seyogianya tak punya masalah. Hanya saja, dari informasi beredar, kalau pelaku memang seorang pecandu narkoba jenis sabu. Bahkan prilaku negatifnya itu telah bersarang sebelum dia menikah. 

Sekarang, pelaku sudah jadi ayah. Pernah merantau ke Batam bersama istri dan anaknya. Namun, itu tadi, mungkin pelaku masih belum bisa bersahabat sehingga meninggalkan istri di Batam. 

Alhasil, dia pun pulang ke tempat ibunya dengan membawa seorang buah hatinya berusia 4 tahun. Sikap tempramental pelaku, pun sudah sesumbar jadi perbincangan warga di tempatnya tinggal. Walau pelaku tak banyak bicara, tapi ketika ditegur warga, langsung amarahnya memuncak. 

Hal ini pula membuat warga di sekitarnya kurang menyenangi prilakunya tersebut. Di Medan, infonya juga pelaku tak punya pekerjaan. Sedangkan dia harus menghidupi anaknya. Dan, ya lagi-lagi yang jadi 'tumbal' untuk mencari nafkah adalah ibunya, almarhumah Megawati. 

Tepat di hari nahas menimpa alharhum Megawati, itu terjadi pada Senin kemarin, (1/4/2024). Cerita dihimpun, siang jelang sore tersebut Megawati baru saja pulang dari tempatnya mencari nafkah. Niat masuk ke rumah untuk istirahat, malah disambut dengan emosi pelaku yang tak lain anak tertua dari empat bersaudara itu. 

Di rumah tersebut hanya ada pelaku bersama adik dan seorang anaknya. Berlanjut saat jelang ajal menjemput Megawati, kepulangannya ke rumah disambut pelaku. Dengan garangnya pelaku menghajar ibu kandung yang melahirkannya itu. 

Ironi, hidup di kandungan sang ibu 9 bulan 10 hari, toh tak jadi pikiran bagi pelaku. Dia seketika menyambut kepulangan ibunya ke rumah dengan melayangkan tinjunya. Wanita renta langsung terkapar setelah mendapatkan hantaman tangan pelaku beberapa kali ke tubuh dan wajahnya. 

Meski dalam kondisi sekarat, pelaku belum juga puas. Pelaku kemudian beranjak dari lokasi penyiksaan ke dapur. Di sana pelaku membuka kulkas dan menemukan satu buah cutter. Sungguh di luar nalar, pelaku menghabisi nyawa Megawati dengan menggorok lehernya. 

Wuihhhh, darah bercucuran, hingga akhirnya Megawati meninggal dunia. Di saat Megawati telah menghadap Tuhan, toh nyatanya pelaku kalut. Mayat sang ibu selanjutnay dibawa ke halaman dapur belakang rumahnya. Di sana pelaku mengubur mayat Megawati yang telah membelainya selama ini. 

Kepala Lingkungan XIII, Maisal Putra menyebutkan, kasus pembunuhan ini terungkap pada Rabu (3/4/2024) sekira pukul 01.00 WIB. Kejadian ini pertama kali diketahui oleh pihak keluarga. 

"Sekitar pukul satu saya dikabari oleh keponakan pelaku, langsung mendatangi TKP. Di situ kami lihat bersama si pelaku telah diamankan oleh warga," ujar Maisal Putra di lokasi kejadian. 

Apa yang membuat pelaku hingga berbuat nekat. Pertanyaan itu muncul, apalagi di bulan penuh berkah Ramadhan ini. Menurut Maisal, pelaku kesal karena sering dimarahi ibunya. Dilihat dari sikap pelaku yang pengangguran, punya anak pula dan masih meminta kepada ibunya, sepertinya lazim Megawati kerap memarahi Wem Pratama. 

Ditambah lagi pelaku kerap memakai narkoba cuma untuk heppy semata. Usai memastikan ibunya meninggal, lanjut Maisal, tersangka dengan santai meminjam cangkul pekerja bangunan. 

"Setelah dilihatnya tidak bergerak, diseretnya ke belakang rumah. Dia meminjam cangkul untuk menggali kuburan," jelas Maisal lagi. Maisal bilang bahwa suami Megawati sudah meninggal. "Anaknya ada empat, pelaku ini anak nomor satu, adik-adiknya yang lain ada tinggal di Batam," ungkapnya. 

Maisal pun tak memungkiri pelaku sering buat kesal warga sekitar. "Di sini agak mengesalkan bagi masyarakat kita, dia tidak mengganggu, cuma dia jangan ditegur, marah," bebernya. 

Kapolsek Medan Area Kompol Hendrik F Aritonang mengatakan, pihaknya telah mengamankan pelaku dan saat ini sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut. (saze/sumber)