ARN24.NEWS -- Sempat diremehkan di awal lomba, Rinanose, kuda sado asal Karo, berhasil membungkam keraguan dan membawa pulang medali perunggu bagi Sumatera Utara (Sumut) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Bersama joki Harun Al Rasyid, Rinanose tampil gemilang dalam nomor ketahanan (endurance) yang digelar di Jericho Stable, Serdang Bedagai, Sumut, Rabu (11/9/2024).
Harun Al Rasyid, pria yang sehari-hari berjualan es kelapa di Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, merasa bangga bisa memberikan yang terbaik bagi Sumut.
“Saya senang dan bangga bisa memberikan medali perunggu kepada Sumatera Utara,” ujar Harun.
Harun awalnya hanya ikut untuk mencukupi kuota atlet dalam nomor endurance yang baru pertama kali dipertandingkan di PON.
Harun awalnya hanya ikut untuk mencukupi kuota atlet dalam nomor endurance yang baru pertama kali dipertandingkan di PON.
Namun, keterbatasan kuda membuat tim harus mencari tunggangan baru. Harun akhirnya berangkat ke Karo untuk mencari kuda, dan di antara empat ekor milik Dedy, ia memilih Rinanose.
“Dari empat kuda yang saya lihat, saya memilih Rinanose. Memang sedikit liar, tapi saya yakin bisa dijinakkan dan dilatih,” kata Harun. Kuda tersebut akhirnya disewa dengan harga Rp 6,5 juta dan dibawa ke Jericho Stable untuk berlatih intensif selama dua minggu sebelum lomba.
Meski pun persiapan minim, Harun berhasil menjinakkan Rinanose dengan hanya enam kali latihan, termasuk dua kali di trek endurance sepanjang 20 km. Di tengah kuda-kuda pesaing yang bernilai ratusan juta hingga miliaran rupiah, Rinanose mampu menunjukkan performa impresif sejak trek pertama dan kedua.
“Kuda-kuda lawan terlihat sangat mahal, saya sempat pesimis. Tapi Rinanose tampil baik, dan itu membuat saya semakin optimis bisa meraih medali,” ujar Harun.
Di akhir lomba, Rinanose berhasil mencapai garis finis dengan perolehan medali perunggu, disambut tepuk tangan meriah dari penonton.
Keberhasilan Rinanose bukan hanya mengharumkan nama Sumut, tapi juga menunjukkan potensi kuda sado Karo yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk mencari nafkah. “Kuda Karo ini bisa berprestasi dan mengharumkan nama Sumut di tingkat nasional, ini sangat membanggakan,” tambah Harun.
Harun berharap Pordasi Sumut lebih sering menggelar kejuaraan di daerah untuk menemukan talenta baru di olahraga berkuda. Dedy, pemilik Rinanose, juga mengaku bangga dengan prestasi ini.
“Kami tidak menyangka bisa meraih perunggu. Ini menjadi motivasi bagi kami, para peternak kuda di Karo, untuk lebih giat lagi,” ujarnya. Menurut Dedy, saat ini terdapat sekitar 1.000 kuda di Karo, yang mayoritas digunakan sebagai kuda sado di tempat wisata. (saze/red)