Notification

×

Iklan

Iklan

Peredaran Narkoba Marak di Desa Sidodadi Area Kuburan Cina, Biru-Biru (Bag-I)

Selasa, 07 Maret 2023 | 11:56 WIB Last Updated 2023-03-07T04:58:07Z

Ilustrasi. Alat isap sabu. (Foto: Istimewa)

ARN24NEWS
-- Resah! Ya, begitulah mungkin dirasakan warga Desa Sidodadi, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang. Kegelisahan khususnya orang tua di sana bukan soal tawuran remaja atau tindakan kriminalitas, tapi lebih kepada dugaan bebas liarnya transaksi dan pengguna narkoba jenis sabu. 


Tepat di Desa Sidodadi ada salah satu gang yang disebut-sebut lokalisasi peredaran narkoba. Yakni di Dusun I, Gang Wakaf tepatnya di area pekuburan Cina bekas cafe 'J' dan 'K'.  


Mirisnya, setiap malam tempat itu layaknya pasar malam. Mengapa? "Ya, bang, di situ (area pekuburan Cina-red) tempat jual beli narkoba jenis sabu. Mau beli banyak dan beli ketenangan, itu semua diladeni," sebut seorang sumber kepada kru media ini, kemarin malam. 


Permainan jual beli narkoba, urainya, ibarat kata bak membeli kacang goreng. 'Pasien-pasien' itu berkerumun. Tak mengenal batas usianya yang penting punya uang untuk menikmati barang haram tersebut. 


"Keramaian di lokasi itu sejak habis Maghrib, sekira pukul 19.00 WIB sampai dini 

hari," sebut pria itu lagi. 


Pertanyaan muncul, siapa bandarnya? Dengan lugas pria berperawakan tinggi 165 CM itu bilang, sang bandar inisial ET alias BL. Selaku bandar ET alias BL punya anak buah yang kerap memantau situasi. Kaki tangan ET alias BL yakni inisial UD yang tinggal di Desa Selamat. 


Asal ada pasien membeli langsung, kaki tangan ET alias BL mendatangi. Setelah cocok dan pas harga, barulah kaki tangan itu mendatangi UD selaku perantara ke ET alias BL. 


"Kalau barang itu ya semuanya bermuara sama ET alias BL, itu bang," tukasnya. 


Nah, kata sumber itu lagi, apabila pasien yang masuk mencurigakan, para kaki 

tangan ET alias BL pura-pura tidak tahu. Malah apabila ditanya mengenai sabu, kaki tangan sang bandar kerap bilang tak ada.


"Tapi apabila kedatangan pasien itu tak mencurigakan, mereka langsung menyodorkan sabu. Dan kadang pasien tak perlu bawa barang haram itu keluar dari area transaksi bandar ET alias BL, karena kaki tangannya sudah menyiapkan tempat dan alat isapnya," tukasnya. 


Menterengnya nama ET alias BL tak cuma di Desa Sidodadi saja, tapi juga di Desa Selamat. Di dua desa itu rerata warga sudah tahu kalau ET alias BL sebagai bandar penyedia barang haram terkhusus sabu. Hebatnya lagi, lanjut sumber ini, polisi jarang melakukan razia di lokalisasi peredaran narkoba ET alias BL. 


"Makanya kadang kami heran, bang. Kenapa dua lokasi, di Desa Sidodadi dan Desa 

Selamat jarang digrebek. Apa ada 'sesuatu' ya bang oleh ET alias BL ke polisi!" 

sesalnya. (edt)