Notification

×

Iklan

Iklan

Ini Sanksi Potensial PSPS Pasca Mogok Main Melawan PSMS di Stadion Baharoeddin Siregar

Senin, 11 Desember 2023 | 20:19 WIB Last Updated 2023-12-11T13:19:16Z

CEO PSPS Efendi Saputra, tengah membelakangi Manajer PSPS Edward Riansysh, kanan, Match Commisioner Bambang, dan Manajer PSMS Mulyadi Simatupang. (Foto: Istimewa)

ARN24.NEWS
– Laga pekan ke-13 Liga 2 musim 2023/2024 antara PSMS Medan vs PSPS Riau di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubukpakam Deli Serdang, Sabtu (9/12/2023) sore lalu, menyisakan  pertanyaan. 


Seperti diketahui, pertandingan yang berakhir imbang 0-0 tersebut sempat mengalami penundaan sekitar 32 menit lantaran tim tamu, PSPS menolak untuk bertanding.


Alasannya, salah seorang perangkat pertandingan, wasit Ridwan Pahala disebut masih menjalani sanksi. Hal itu membuat Chief Executive Officer (CEO) PSPS, Efendi Saputra dan Manajer Edward Riansyah mengungkapkan protes dan menolak bertanding. 


Namun, PSMS yang tak mau terjebak dengan situasi tersebut tetap menjalani rundown dengan masuk ke dalam lapangan untuk bertanding pada sekitar pukul 15.30 WIB sesuai jadwal.


Match Commissioner, Bambang, yang sempat tak bisa memutuskan kondisi tersebut akhirnya memanggil tim PSPS segera masuk ke lapangan untuk memulai pertandingan yang akhirnya dilakukan kick-off pukul 16.02 WIB. 


Sementara, tim PSMS Medan sudah melakukan pemanasan di lapangan stadion sejak waktu awal kick-off pertandingan.


Aksi PSPS tersebut berpeluang mendapatkan sanksi. Seperti tertuang dalam regulasi, Pasal 16 tentang Pertandingan Terhenti Karena Klub Menolak Bertanding yang berbunyi ‘Apabila Pertandingan dihentikan oleh wasit sebelum berakhirnya durasi normal Pertandingan karena Klub menolak untuk melanjutkan Pertandingan atau meninggalkan lapangan permainan sebelum Pertandingan selesai, maka

Pertandingan dinyatakan selesai. LIB kemudian akan menyatakan dan memutuskan Klub lawan menang 3-0 atau apabila pada saat Pertandingan dihentikan Klub bersangkutan kalah dengan selisih gol yang lebih besar, hasil ini yang berlaku sebagai hasil akhir’ demikian isi pasal tersebut.


Kendati situasi sedikit berbeda, seperti diketahui pemain PSMS Medan sudah berada di lapangan pertandingan untuk bertanding, sementara itu, pemain PSPS baru masuk ke lapangan pertandingan pada pukul 16.02 WIB. Apalagi, tidak ada alasan force majeure yang membenarkan pertandingan tersebut ditunda atau dibatalkan.


Yang menjadi semakin aneh, setelah sebelumnya menolak bertanding hingga lebih dari 30 menit, PSPS akhirnya keluar dari ruang ganti menuju lapangan stadion untuk menggelar pertandingan. Padahal pertandingan tidak seharusnya ditunda karena alasan protes soal wasit yang memimpin pertandingan. 


Tim PSPS harusnya bisa menempuh jalur pelaporan kepada PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) memprotes penugasan wasit Ridwan Pahala, sambil tetap bertanding sesuai jadwal.


Kondisi tersebut pun tak ayal berpengaruh pada psikis pemain, khususnya tuan rumah PSMS Medan. Kapten PSMS Medan, Rachmad Hidayat menyebut, aksi PSPS tersebut berpengaruh kepada dirinya dan punggawa PSMS lainnya.


"Pertandingan sulit hari ini, terlalu banyak drama. Terus sudah (saat) main pun terlalu banyak drama, banyak stop. Susah anak-anak main banyak stop, seperti ketakutan kalah mereka (PSPS)," sindir Rachmad Hidayat saat itu itu seusai pertandingan. (sh)