Notification

×

Iklan

Kompolnas Temukan Dugaan Pelanggaran SOP pada Penembakan Remaja di Belawan

Jumat, 09 Mei 2025 | 20:34 WIB Last Updated 2025-05-09T13:34:02Z

Komisioner Kompolnas, Choirul Anam memberikan keterangan hasil investigasi penembakan remaja di Belawan, Jumat (9/5/2025). (Foto: Istimewa) 

ARN24.NEWS
– Komisioner Kompolnas, Choirul Anam mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan investigasi terkait kasus penembakan remaja dilakukan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan.


Choirul Anam mengaku, dari investigasi di lapangan pihaknya menemukan adanya dugaan pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) yang terjadi dalam insiden tersebut.


"Di lapangan terdapat dugaan pelanggaran SOP. Tapi, kami belum bisa mendapatkan keterangan detail, karena Pak Kapolres masih di-Patsus dalam rangka pemeriksaan Propam," ujar Choirul Anam di depan Gedung Utama Mapolda Sumut, Jumat (9/5/2025).


Choirul mengaku, memahami mekanisme penyelidikan yang dilakukan Propam terhadap kasus ini. Apalagi, untuk pengungkapan tim Propam juga melakukan pendalaman terhadap semua pihak.


"Dugaan kami memang ada pelanggaran. Tapi, fix-nya bagaimana, terutama antara level ancaman dan tindakan penting untuk diukur melalui pendekatan digital forensik," jelasnya.


Dalam pemeriksaan yang dilakukan, lanjutnya, Kompolnas telah melakukan pendalaman terhadap semua yang berhubungan dengan setiap aktor, keluarga korban dan kepolisian, termasuk cek TKP dan barang digital. 


"Semua itu tidak akan kami dapat tanpa transparansi Polda. Kami berterimakasih kepada Irwasda yang mempersilahkan kami melakukan apapun, sehingga kami tak ada hambatan," ungkapnya.


Dia merinci, di TKP benar adanya kelompok remaja yang membawa senjata tajam dan petasan. Dari keterangan yang didapatkan, sebelum kejadian penembakan, mobil Jasa Marga yang melintasi juga pecah.


"Di Jalan Tol (TKP) memang ada situasi yang memungkinkan orang merasa tidak nyaman. Di situlah Kapolres menghentikan mobilnya dan terjadi penembakan itu," jelasnya.


Fakta lain yang mereka dapat, lanjutnya, di jalur Tol yang sama, beberapa hari sebelumnya juga ada tawuran. Karenanya, dari peristiwa itu, apa yang terjadi sampai kejadian penembakan, situasinya memang memungkinkan terdapat ancaman ketidaknyamanan di ruang publik.


"Detail peristiwa penembakan rekam digital tidak bisa diurai dengan mata telanjang harus dengan laboratorium forensik dan kami masih tunggu," sebutnya.


Selain itu, temuan lain, tuturnya, masyarakat di Belawan mengemukakan banyaknya problem sosialnya di sana. Bahkan teranyar, kapolsek sampai terkena lemparan batu saat membubarkan tawuran remaja.


"Sehingga masyarakat menilai butuh sikap tegas merespon itu. Saya bilang tegas boleh, tapi pendekatan sosialnya harus holistik dan komprehensif," terangnya.


Karena itu, dia mengajak masyarakat bahu-membahu agar problem sosial di Belawan ini tidak terus terjadi. Begitu juga komitmen Pemko Medan dan DPRD Medan.


"Tak kalah penting soal narkoba di sana. Itu harus menjadi konsen agar penyelesaian problem di Belawan komprehensif," pungkasnya. (sh