ARN24.NEWS - Dosen Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, Dr. Siti Mayang Sari, M.Pd, melalui Program Pengabdian Inovasi Seni Nusantara (PISN), memperkenalkan karya tari berkarakter Nusantara berjudul Peureudeh Inong Bale yang mengangkat semangat perjuangan perempuan Aceh warisan Laksamana Keumalahayati.
Tari ini dikembangkan sebagai upaya pelestarian budaya sekaligus edukasi karakter bagi generasi muda melalui pendekatan seni dan inovasi berkelanjutan. Koreografi dikemas dengan narasi historis yang menggambarkan kiprah pasukan Inong Balee—pasukan perempuan Aceh yang dipimpin Keumalahayati dalam mempertahankan tanah air.
“Tari Peureudeh Inong Bale bukan hanya tentang gerak, tetapi menjadi simbol keberanian, kecerdasan, dan martabat perempuan Aceh yang relevan hingga era Society 5.0,” ujar Dr. Siti Mayang Sari di Banda Aceh, Jumat (21/11).
Tari ini dibuka dengan suasana damai, menghadirkan para penari sebagai Inong Aceh yang hidup dalam harmoni, namun tetap waspada menjaga tanah kelahiran. Gerakan lembut dan anggun mencerminkan nilai keperempuanan Aceh yang santun, religius, dan penuh kehormatan.
Ketika konflik dikisahkan, karakter tari berubah menjadi kuat dan tegas. Formasi dinamis, tepukan tangan, serta hentakan kaki menggambarkan kesiapsiagaan pasukan perempuan Aceh dalam menghadapi ancaman penjajah. Bagian klimaks memperlihatkan semangat pantang menyerah, kecerdasan strategi, dan keteguhan hati para Inong Balee.
Karya ditutup dengan gerakan anggun namun kokoh, melambangkan bahwa nilai perjuangan dan keberanian Keumalahayati tetap hidup hingga kini, menjadi inspirasi lintas generasi.
Menurut Dr. Siti, tarian ini disusun berdasarkan instrumen musik Keumala Hayati yang dipadukan dengan koreografi generasi muda sehingga tetap relevan dan diminati kalangan Gen-Z.
Ia berharap tari berkarakter Nusantara ini dapat menjadi media pembelajaran nilai budaya, sejarah, dan karakter bangsa.
"Karya tersebut menjadi bagian dari implementasi pengembangan tari Nusantara berbasis inovasi, edukasi, dan keberlanjutan sebagai kontribusi akademisi dalam pelestarian warisan budaya Indonesia," jelasnya. (rfn)









